Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Dampak Krisis Kebangkrutan Evergrande Terhadap Sektor Properti Indonesia

by Tim Redaksi
23, August, 2023
in Ekonomi
0
Dampak Krisis Kebangkrutan Evergrande Terhadap Sektor Properti Indonesia
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Sektor properti China saat ini berada dalam situasi krisis akibat kebangkrutan Evergrande, dan dampaknya pun diperingatkan dapat mencapai Indonesia. Meskipun eksposur terhadap kebangkrutan Evergrande tidak sebesar Lehman Brothers pada 2008, namun Indonesia perlu waspada terhadap potensi dampak lanjutan yang dapat mempengaruhi pelemahan ekspor, ekuitas, dan nilai tukar rupiah.

Pada tahun 2021, raksasa properti China, Evergrande, mengalami gagal bayar senilai US$340 miliar atau sekitar Rp 4.400 triliun. Pada Jumat, 18 Agustus 2023, Evergrande mengumumkan secara resmi kebangkrutannya.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menjelaskan bahwa China adalah konsumen terbesar komoditas Indonesia, sehingga penurunan pertumbuhan ekonomi di China dapat berdampak pada harga komoditas Indonesia dan menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun, ada sisi positifnya. Meskipun permintaan domestik di China menurun, China diperkirakan akan tetap mempertahankan investasinya di luar negeri.

Dalam sektor perbankan, meskipun sejumlah lini bisnis subsider yang berhubungan langsung dengan Evergrande akan terkena dampaknya, risiko ini dianggap relatif kecil, mengingat exposure Evergrande terhadap seluruh sektor perbankan hanya sekitar 0,2-0,3%.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Andry juga menjelaskan bahwa dampak ini tidak akan terlalu memengaruhi minat perbankan untuk memberikan kredit pada sektor properti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perbankan China cenderung lebih mengutamakan memberikan kredit pada segmen properti yang lebih tinggi, seperti landed house, daripada apartemen atau coworking space. Oleh karena itu, properti di Indonesia tidak akan terlalu terimbas oleh situasi tersebut.

Dendi Raamdani, Head of Industry & Regional Research Bank Mandiri, juga menekankan bahwa sektor properti di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan China. Sejak tahun 2015, properti di Indonesia lebih difokuskan untuk tempat tinggal daripada investasi, mengingat return yang ditawarkan relatif rendah, hanya sekitar 2-3%.

“Karena properti di Indonesia sejak 2015 bukanlah barang investasi karena returnnya rendah, cuma 2-3% saja. Jadi bukan instrumen investasi yang menarik,” ujarnya. Meskipun ada ketidakpastian di pasar global, properti di Indonesia tetap memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal pengembangan dan nilai investasi.

Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.

 

Tags: BeritaInvesto.idKebangkrutan EvergrandeSektor Properti Indonesia
Previous Post

Emiten NSSS Siap Operasikan Pabrik CPO Kedua, Sahamnya Langsung Naik 19%

Next Post

Laba Bersih Emiten GEMS Rp5,01 Triliun Semester I-2023

Next Post
Laba Bersih Emiten GEMS Rp5,01 Triliun Semester I-2023

Laba Bersih Emiten GEMS Rp5,01 Triliun Semester I-2023

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor