Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Rupiah Melemah Menjelang Keputusan Rapat FOMC, Pelaku Pasar Tunggu Kebijakan Suku Bunga The Fed

by Tim Redaksi
13, June, 2023
in Ekonomi
0
Rupiah Melemah Menjelang Keputusan Rapat FOMC, Pelaku Pasar Tunggu Kebijakan Suku Bunga The Fed
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Perdagangan dimulai pada Selasa (13/6/2023), dengan rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,03% menjadi Rp14.865/US$. Pelemahan ini terjadi karena para pelaku pasar masih menunggu keputusan the Fed dalam rapat FOMC yang akan diadakan besok, Rabu (14/6/2023). Rapat FOMC ini merupakan agenda penting yang perlu diperhatikan, karena ada kemungkinan the Fed akan mempertahankan suku bunga pada level yang sama.

[tv-chart symbol=”USDIDR” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]

Menurut pemeringkat FedWatch, probabilitas tidak adanya kenaikan suku bunga telah mencapai 70%, sedangkan sebagian masih percaya bahwa akan terjadi kenaikan suku bunga. Ketidakpastian terkait hasil pengumuman tersebut membuat para pelaku pasar menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan investasi.

Namun, jika the Fed berhasil mempertahankan suku bunga pada keputusan minggu ini, hal ini tentu akan menjadi katalis positif bagi nilai tukar rupiah sebagai salah satu mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Selain itu, para pelaku pasar juga menantikan data inflasi AS untuk bulan Mei 2023, yang diperkirakan akan menurun menjadi 4,1% secara tahunan, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 4,9%. Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan turun menjadi 5,3% dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 5,5%.

Di sisi domestik, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan beberapa waktu lalu bahwa rupiah masih berpotensi menguat dalam kisaran Rp 14.800-15.200/US$ untuk tahun ini. Untuk tahun 2024, rupiah juga masih berpotensi menguat dalam kisaran Rp 14.600-15.100/US$.

Terdapat empat alasan yang mendukung potensi penguatan mata uang rupiah. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Kedua, inflasi yang masih terkendali. Ketiga, pembayaran cadangan devisa yang masih rendah. Dan keempat, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) dan aset keuangan yang masih menarik.

Tags: DolarekonomiRupia
Previous Post

IPO PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk Disetujui Rp 100 per Saham

Next Post

Harga Emas Antam (ANTM) Turun, Tren Negatif Masih Berlanjut

Next Post
Harga Emas Antam (ANTM) Turun, Tren Negatif Masih Berlanjut

Harga Emas Antam (ANTM) Turun, Tren Negatif Masih Berlanjut

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor