Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Luar Biasa! OJK Umumkan Likuiditas Bank Melimpah, Tapi Pertumbuhan Kredit Mengecewakan

by Tim Redaksi
8, June, 2023
in Ekonomi
0
Luar Biasa! OJK Umumkan Likuiditas Bank Melimpah, Tapi Pertumbuhan Kredit Mengecewakan
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Industri perbankan menghadapi situasi yang mengejutkan di mana meskipun likuiditas yang melimpah, pertumbuhan kredit tidak mengikuti dengan signifikan. Likuiditas merupakan salah satu aset penting bagi bank untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat.

Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan April 2023, likuiditas perbankan berada pada level yang melimpah. Hal ini terlihat dari rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/DPK (AL/DPK) yang berada pada level tinggi, yaitu masing-masing sebesar 118,25% dan 26,58%. Angka ini jauh di atas batas minimum yang ditetapkan, yaitu 50% untuk AL/NCD dan 10% untuk AL/DPK.

Selain itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) juga berada pada level yang sehat. OJK mencatat rasio NPL gross sebesar 2,53% dan NPL net sebesar 0,78%. Ini berarti bank tidak memiliki beban dari aset bermasalah yang dapat menghambat penyaluran kredit.

Dalam situasi likuiditas yang melimpah dan NPL yang rendah, bank diharapkan memiliki kemampuan yang kuat untuk meningkatkan penyaluran kredit. Namun, pada bulan April 2023, pertumbuhan kredit hanya mencapai 8% secara tahunan (yoy), yang merupakan angka terendah sejak Maret 2022. Jumlah ini juga mengalami penurunan sebesar 125 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9,37% yoy.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Yang lebih mengejutkan lagi, penurunan pertumbuhan kredit ini terjadi pada periode Idulfitri. Pada tahun sebelumnya, periode Ramadan dan Idulfitri terbukti mendorong pertumbuhan kredit perbankan. Namun, tahun ini pertumbuhan kredit mengalami pelemahan meskipun berada pada periode Idulfitri yang biasanya meningkatkan penyaluran dana dari bank.

Penurunan pertumbuhan kredit juga terjadi pada semua jenis kredit, baik itu investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Kredit investasi hanya tumbuh sebesar 9,1% (yoy) pada bulan April 2023, yang merupakan angka terendah dalam setahun terakhir. Kredit modal kerja tumbuh sebesar 7,1% (yoy) pada bulan April 2023, yang merupakan angka terendah sejak Desember 2021. Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh sebesar 9,5% (yoy) pada bulan April, yang merupakan angka terendah dalam tiga bulan terakhir.

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menjelaskan bahwa penurunan pertumbuhan kredit saat ini merupakan siklus awal tahun. Namun, ia juga mengakui bahwa permintaan kredit juga terbatas akibat pencabutan stimulus Covid-19 dan ketidakpastian risiko kredit.

Dian menambahkan bahwa OJK tetap optimis bahwa pertumbuhan kredit dapat mencapai 10% pada akhir tahun 2023 seiring dengan program pemulihan ekonomi pasca-Covid-19.

Meskipun rasio NPL menunjukkan tren penurunan, rasio NPL pada kredit berorientasi ekspor justru mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa sektor ekspor menghadapi kesulitan dalam membayar kredit mereka.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menduga bahwa penurunan pertumbuhan kredit disebabkan oleh pelunasan kredit yang dipercepat oleh debitur yang berorientasi ekspor. Namun, ia yakin bahwa secara keseluruhan pertumbuhan kredit tahun ini akan membaik. Penawaran dari bank, suku bunga yang kondusif, serta syarat dan ketentuan pinjaman yang ditawarkan oleh bank akan menjadi landasan kepercayaan bagi pertumbuhan kredit di masa mendatang.

Previous Post

Perdagangan Saham Akan Mengalami Transformasi! BEI Hadirkan Papan Pemantauan Khusus Terbaru

Next Post

IHSG Sesi II Naik 46,58 Poin, , Ada Saham yang Naik Hingga 34,62%

Next Post
IHSG Melemah Tipis 0,05% di Akhir Bulan Mei, Sektor Energi Menjadi Penyebab Penurunan

IHSG Sesi II Naik 46,58 Poin, , Ada Saham yang Naik Hingga 34,62%

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor