BeritaInvestor.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat, setelah mengalami hari libur pada perayaan Hari Ulang Tahun Indonesia atau Hari Kemerdekaan Indonesia. Pada pukul 09:51 WIB, IHSG mengalami penurunan sebesar 0,36% dan berada pada posisi 6.875,63. Meskipun demikian, IHSG masih bertahan di level psikologis 6.800 selama sesi I hari ini.
Pada aspek sektoral, sektor teknologi menjadi penyebab penurunan terbesar IHSG dalam sesi I, dengan penurunan mencapai 0,81%.
Terdapat pula beberapa saham yang menjadi pemberat bagi IHSG. Berikut ini adalah saham-saham yang mengalami penurunan dan menjadi pemberat bagi IHSG pada sesi I hari ini:
- Telkom Indonesia (TLKM) dengan penurunan sebanyak -6,20 poin atau -1,57% dengan harga terakhir 3.770.
- Bank Mandiri (BMRI) dengan penurunan sebanyak -4,80 poin atau -1,29% dengan harga terakhir 5.725.
- Astra International (ASII) dengan penurunan sebanyak -4,75 poin atau -1,85% dengan harga terakhir 6.625.
- Bayan Resources (BYAN) dengan penurunan sebanyak -2,56 poin atau -0,28% dengan harga terakhir 17.700.
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dengan penurunan sebanyak -2,19 poin atau -1,08% dengan harga terakhir 92.
- Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan penurunan sebanyak -1,93 poin atau -1,10% dengan harga terakhir 9.000.
- United Tractors (UNTR) dengan penurunan sebanyak -1,68 poin atau -1,36% dengan harga terakhir 27.125.
- Merdeka Copper Gold (MDKA) dengan penurunan sebanyak -1,19 poin atau -0,94% dengan harga terakhir 3.150.
- Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar bagi IHSG pada sesi I hari ini dengan penurunan sebanyak 6,2 poin.
Penurunan IHSG ini sejalan dengan pelemahan yang juga terjadi di pasar saham global. Sentimen pasar yang kurang positif memengaruhi pergerakan IHSG. Sentimen tersebut semakin diperburuk oleh data tenaga kerja AS yang dirilis serta risalah dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang memberikan gambaran tentang arah kebijakan moneter yang akan diambil selanjutnya.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan adanya penurunan klaim pengangguran pada pekan sebelumnya, yang menunjukkan kondisi ketatnya pasar tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi AS yang kuat juga ikut mempengaruhi pergerakan pasar saham dalam beberapa hari terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan tingkat suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Risalah dari pertemuan The Fed pada bulan Juli yang dirilis pada Rabu juga menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan memprioritaskan penanganan inflasi. Hal ini menambahkan ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Situasi ini semakin meningkatkan ketidakpastian di pasar. The Fed yang tetap tegas melawan inflasi dengan meningkatkan suku bunga memberikan proyeksi bahwa sikap ini mungkin akan berlanjut hingga akhir tahun.
Menurut CME Fedwatch, setelah rilis risalah The Fed, sekitar 87,5% pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga, sedangkan 12,5% lainnya mengharapkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan September mendatang.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor