Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Minyak Naik Tipis, OPEC Pangkas Proyeksi Permintaan

by Tim Redaksi
14, November, 2024
in Ekonomi
0
Harga Minyak Turun Hampir 1% di Tengah Skeptisisme Terhadap China dan Pelemahan Dolar AS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah berhasil rebound pada Rabu (13/11/2024) setelah mencatat penurunan ke level terendah dua minggu sehari sebelumnya. Aksi short covering dari para investor turut mendongkrak harga, meski kenaikan masih tertahan oleh penguatan dolar AS yang berada di level tertinggi tujuh bulan.

“Proyeksi ini jelas bearish, dan pasar masih mencoba mencerna dampaknya,” ujar Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho.

Harga Brent dan WTI Naik Tipis Harga minyak mentah Brent ditutup naik 39 sen atau 0,54%, menjadi US$72,28 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 31 sen atau 0,46% ke US$68,43 per barel.

Revisi Proyeksi Permintaan OPEC Pengaruhi Pasar Minyak

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024 dan 2025. Ini merupakan revisi keempat berturut-turut akibat lemahnya permintaan dari negara-negara besar seperti China dan India.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Selain itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan produksi minyak AS akan mencapai rekor tertinggi 13,23 juta barel per hari tahun ini, sementara produksi global diprediksi mencapai 102,6 juta barel per hari.

Tekanan dari Ketegangan Geopolitik dan Penguatan Dolar AS

Di sisi lain, pasar minyak tetap berisiko terkena dampak dari ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Ahli strategi risiko politik independen, Clay Seigle, menjelaskan bahwa serangan Israel terhadap aset minyak Iran dapat terjadi jika konflik berlanjut. Kondisi ini berpotensi mengguncang pasokan minyak global.

Penguatan dolar AS ke level tertinggi tujuh bulan menambah tekanan pada harga minyak. Penguatan mata uang AS membuat minyak dalam denominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat menekan permintaan global.

“Penguatan dolar akibat inflasi AS yang sesuai ekspektasi mengindikasikan Federal Reserve akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga,” jelasnya.

Ekspektasi Data Stok Minyak AS

Pasar minyak juga menantikan data mingguan stok minyak dari American Petroleum Institute (API), yang diperkirakan menunjukkan peningkatan sebesar 100 ribu barel. Data resmi pemerintah AS akan dirilis Kamis (14/11/2024) dan diprediksi akan memberikan gambaran tambahan terkait kondisi pasar minyak saat ini.

 


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: #BRENTDolar ASHarga MinyakKetegangan GeopolitikMinyak MentahOPECproyeksi permintaanshort coveringWTI
Previous Post

MPTC Dukung Investasi USD1 Miliar untuk Proyek Tol Nusantara Infrastructure (META)

Next Post

Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipercepat, Petani Hanya Perlu KTP dan Kartu Tani

Next Post
Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipercepat, Petani Hanya Perlu KTP dan Kartu Tani

Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipercepat, Petani Hanya Perlu KTP dan Kartu Tani

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor