BeritaInvestor.id – Investor asing tercatat menjual surat utang negara Indonesia sebesar Rp3,52 triliun pada perdagangan Senin, sementara imbal hasil obligasi (yield) SUN terus meroket hingga 300 basis poin di atas surat utang AS. Tekanan pasar domestik, pelemahan rupiah, dan kekhawatiran global mendorong lonjakan yield ini.
Yield SUN Tembus Level Atraktif
Peningkatan imbal hasil terjadi secara merata di semua tenor obligasi. Yield SUN 3 tahun menyentuh 6,76% (naik 11 bps), sementara 10 tahun mencapai 7,2%. Spread yield SUN vs Treasury AS melebar ke 300 bps, level yang dinilai menarik bagi investor. Analis Mega Capital mengatakan “rentang ini cocok untuk membeli SUN setelah libur Lebaran”.
Rupiah Melemah dan IHSG Terpuruk
Pasar saham ikut terkoreksi, dengan IHSG turun 1,55% atau level terburuk di Asia. Rupiah berada di posisi mata uang terlemah kedua (Rp16.555/USD) karena ketidakpastian soal struktur Badan Danantara. Modal asing masih net sell saham Rp160 miliar, meski lebih ringan dibanding pekan lalu.
Moody’s Soroti Risiko Fiskal
Pemeringkat Moody’s mempertahankan peringkat Baa2 tetapi menyorot potensi kerentanan. Pemerintah ditantang disiplin fiskal setelah menunda kenaikan PPN ke 12%. Peluncuran Badan Danantara juga jadi sorotan atas risiko kelembagaan dan transparansi.
Sentimen Global Mempengaruhi
Pasar global diliputi ketidakpastian, terutama soal krisis Turki dan tarif impor AS. Ini memperburuk tekanan pada pasar obligasi Indonesia yang masih bergantung pada likuiditas eksternal.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.