BeritaInvestor.id – Penurunan signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini terutama disebabkan oleh lonjakan Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang hampir mencapai level 5 persen, menurut analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana.
Saat perdagangan sesi II pada hari Senin, IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar 84,55 poin atau 1,23 persen, mencapai posisi 6.764,62. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun sekitar 10,71 poin atau 1,18 persen ke posisi 910,17.
Herditya Wicaksana, yang akrab disapa Didit, menyatakan bahwa penurunan IHSG ini sejalan dengan penurunan indeks global yang sedang terjadi, terutama disebabkan oleh lonjakan yield US Treasury Note 10 Year tahun yang hampir mencapai 5 persen.
Yield obligasi Pemerintah AS yang mendekati level 5 persen ini merupakan peristiwa yang pertama kalinya terjadi sejak tahun 2007. Hal ini telah mengubah cara pelaku pasar memandang perhitungan mereka, terutama para investor yang telah terbiasa dengan suku bunga yang mendukung pasar saham.
Selain faktor eksternal yang berkaitan dengan Yield obligasi AS, penurunan IHSG juga dipengaruhi oleh faktor internal, terutama terkait dengan kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Didit mencatat bahwa salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres) yang tidak terpilih dalam Pemilu tersebut mengakibatkan saham-saham perusahaan yang terafiliasi dengannya mengalami penurunan yang signifikan, bahkan beberapa di antaranya sudah mencapai Auto Reject Bawah (ARB).
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor