BeritaInvestor.id – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mengumumkan keberhasilan restrukturisasi melalui penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) dengan 21 perbankan, baik bank BUMN maupun swasta, dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,3 triliun. Selain itu, Waskita juga memperoleh persetujuan atas perubahan pokok perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) dari lima kreditur dengan nilai outstanding Rp 5,2 triliun. Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menyatakan bahwa restrukturisasi ini diharapkan mulai efektif pada September 2024.
Fokus pada Transformasi dan Kestabilan Finansial
Hanugroho menegaskan bahwa restrukturisasi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kestabilan finansial Waskita Karya. “Kami berharap setelah penandatanganan ini, Waskita dapat mencapai kestabilan keuangan dan fokus melanjutkan program transformasi demi mewujudkan fundamental yang kuat dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” ujarnya, Senin (9/9/2024).
Restrukturisasi ini juga merupakan bagian dari upaya percepatan penyehatan perusahaan, yang memungkinkan Waskita untuk menyelesaikan berbagai proyek infrastruktur yang tengah dikerjakan.
Pencapaian Waskita dalam Proyek Infrastruktur
Dalam satu dekade terakhir, Waskita Karya telah menyelesaikan pembangunan 118 gedung, 47 jalan tol, 20 jalan nasional, 16 jembatan, 12 bendungan, serta 24 infrastruktur lainnya. Melihat capaian ini, Waskita berkomitmen untuk kembali fokus pada bisnis intinya sebagai kontraktor murni. Waskita akan memaksimalkan kapabilitas dalam proyek-proyek jalan, jembatan, gedung, dan infrastruktur lainnya, termasuk sektor air.
Penguatan Tata Kelola dan Manajemen Risiko
Waskita juga memperkuat tata kelola perusahaan melalui Governance, Risk, and Compliance (GRC). Penguatan ini termasuk pembentukan komite khusus untuk melakukan profiling proyek berisiko rendah dengan skema pembayaran bulanan. Perseroan memastikan seluruh kegiatan operasional dijalankan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Perusahaan juga meluncurkan strategi 8 Stream Penyehatan Keuangan yang mencakup sentralisasi procurement, peningkatan efisiensi melalui digitalisasi operasional, optimalisasi main power planning, serta penerapan lean construction.
Divestasi Ruas Tol sebagai Solusi Pengurangan Utang
Waskita akan fokus pada divestasi untuk mengurangi kewajiban perusahaan. Saat ini, perusahaan masih memiliki 10 ruas tol melalui anak usaha Waskita Toll Road. Divestasi ini menjadi langkah kunci dalam menurunkan beban utang perusahaan. “Waskita optimis dengan dukungan dari berbagai pihak terkait divestasi ruas tol yang masih dimiliki. Proses ini akan menjadi kunci dalam menurunkan kewajiban perusahaan,” jelas Hanugroho.
Kinerja Keuangan Kuartal II 2024
Pada kuartal II 2024, Waskita Karya mencatat pendapatan sebesar Rp 4,47 triliun. Pendapatan ini didukung oleh jasa konstruksi yang menyumbang Rp 3,12 triliun, penjualan beton atau precast sebesar Rp 610,96 miliar, dan pendapatan dari jalan tol sebesar Rp 563,34 miliar. Selain itu, Gross Profit Margin (GPM) perusahaan naik menjadi 13,3% dari sebelumnya 8,8% (YoY), seiring dengan profil proyek yang lebih baik, termasuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan nilai kontrak sebesar Rp 7,7 triliun.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor