BeritaInvestor.id – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berkomitmen untuk melakukan transformasi berkelanjutan. Mereka tidak hanya fokus pada penyehatan keuangan, tetapi juga pada empat aspek penting dalam strategi transformasi: pemulihan bisnis, organisasi dan budaya, restrukturisasi keuangan, serta digitalisasi. “Dengan strategi ini, Waskita ingin menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan,” ujar Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, Senin (17/2/2025).
Fokus pada Nilai Kontrak Baru
Waskita kini fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) dengan membentuk Komite Manajemen Risiko guna menilai risiko sebelum mengambil proyek. Selain itu, peningkatan kompetensi pegawai juga menjadi prioritas dengan pelatihan dan sertifikasi.
Penerapan Lean Construction
Waskita menerapkan lean construction untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses. Program Value Stream Booster (VSB) juga dikembangkan untuk mendeteksi deviasi biaya lebih awal. Penguatan Governance, Risk, & Compliance (GRC) terus dilakukan untuk memastikan manajemen risiko berjalan baik.
Transformasi Digital Waskita
Dalam upaya digitalisasi, Waskita mengintegrasikan sistem ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information Modelling (BIM) dan Last Planner System (LPS), menjadikannya perusahaan konstruksi pertama yang menggabungkan ketiga sistem ini. Inovasi lain termasuk penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi kerusakan jalan dan memastikan pekerja memakai Alat Pelindung Diri (APD).
Penyempurnaan Kesehatan Keuangan
Penyehatan keuangan adalah prioritas Waskita melalui restrukturisasi. Perseroan telah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan atas Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dengan nilai outstanding mencapai Rp31,5 triliun. Efektivitas restrukturisasi ini mendukung optimalisasi operasi Waskita.
Kinerja Keuangan yang Meningkat
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18 persen secara tahunan menjadi Rp 1,03 triliun, dibandingkan Rp 773,93 miliar pada tahun lalu. Gross Profit Margin (GPM) juga meningkat menjadi 15,19 persen dari sebelumnya 9,90 persen. Sementara EBITDA meningkat hingga 141 persen, dari Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.