BeritaInvestor.id – Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengumumkan realisasi pembiayaan APBN mencapai Rp250 triliun hingga 31 Maret 2025. Angka ini terdiri dari dua komponen: pembiayaan utang sebesar Rp270,4 triliun (34,8% dari APBN 2025) dan pembiayaan nonutang -Rp20,4 triliun. Pemerintah menjamin pemenuhan target melalui langkah mitigasi seperti manajemen utang pruden, cadangan kas memadai, serta prefunding.
Pembiayaan Utang Naik 30 Triliun dari Target Tahun Ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut realisasi pembiayaan meningkat Rp30 triliun dibanding periode sebelumnya. Capaian ini memenuhi 40,6% dari target utang tahun 2025 (Rp616,2 triliun). Strategi front loading (penarikan utang besar di awal tahun) menjadi kunci untuk mengantisipasi risiko global.
Pengelolaan Utang Menghadapi Ketidakpastian Global
Pemilihan strategi front loading, menurut Sri Mulyani, dipicu oleh ketidakpastian ekonomi AS. Naiknya inflasi dan tekanan suku bunga acuan AS (FFR) membuat pemerintah memilih jalan aman dengan mempercepat pembiayaan utang sejak awal tahun. “Kami harus hati-hati mengelola APBN karena hubungan Presiden Trump dengan The Fed masih sensitif,” kata Sri Mulyani.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.