BeritaInvestor.id – PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan sejumlah target operasional tahun 2024 dalam pertemuan dengan para analis. Target tersebut mencakup penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 3.800-4.000 unit, yang mencerminkan penurunan sebesar 25% (year on year/yoy).
Meskipun UNTR sudah mengalami penurunan penjualan alat berat sebesar 4% (yoy) selama periode Januari-September 2023, manajemen memproyeksikan kontraksi lebih lanjut pada tahun 2024. Kombinasi pelemahan harga komoditas dan ketidakpastian selama tahun pemilu dianggap sebagai pemicu utama.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan, menyampaikan bahwa manajemen UNTR juga mengindikasikan bahwa backlog pesanan alat berat ukuran kecil-menengah dan besar sudah normal, masing-masing menjadi 1-3 bulan dan 5-6 bulan. Oleh karena itu, manajemen mengantisipasi penurunan penjualan di semua segmen ukuran.
Dalam lini bisnis kontraktor penambangan, UNTR menargetkan pertumbuhan produksi sebesar 15% pada tahun 2024 melalui anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara. Sementara itu, pertumbuhan volume penjualan batu bara dan emas masing-masing ditargetkan sebesar 9% dan 34%.
UNTR juga memberikan panduan bahwa biaya penambangan Pama akan berjenjang berdasarkan harga batu bara Newcastle, meskipun beberapa kontrak Pama memiliki biaya yang sejalan dengan harga batu bara ICI (Indonesian Coal Index).
Berdasarkan panduan terbaru tersebut, UNTR memproyeksikan normalisasi harga batu bara pada 2024-2025. Harga batu bara Newcastle pada 2024 dan 2025 diprediksi mencapai US$ 130 per ton dan US$ 100 per ton.
Menanggapi hal ini, Erindra dari BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan bahwa laba bersih UNTR akan mengalami kontraksi sebesar 19% dan 5% (yoy) pada 2024-2025. Ekspektasi penurunan laba kotor sebesar 6%, 12%, dan 39% diproyeksikan untuk alat berat, Pama, dan pertambangan.
Dengan pertimbangan berbagai faktor, BRI Danareksa Sekuritas menetapkan rekomendasi hold untuk saham UNTR, dengan target harga Rp 24.900, yang mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya Rp 34.300. Target harga baru tersebut berdasarkan DCF, berdasarkan perkiraan 2023-2025.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor