BeritaInvestor.id – Pada awal pekan ini, harga batu bara mengalami kenaikan. Pada perdagangan Senin (26/6/2023), harga batu bara kontrak Juli di pasar ICE Newcastle ditutup pada posisi US$ 139,5 per ton, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,25%. Ini menjadi kabar baik setelah harga batu bara mengalami penurunan sebesar 1,31% pada Jumat pekan lalu.
Kenaikan harga batu bara ini didukung oleh berita positif dari China dan kenaikan harga komoditas energi global lainnya setelah terjadi kabar kudeta di Rusia. Permintaan batu bara di China meningkat karena adanya peningkatan suhu dan gelombang panas. Beberapa wilayah di China mengalami suhu di atas 40 derajat Celcius.
Selain meningkatkan penggunaan listrik, panasnya cuaca di China juga berdampak pada pengurangan produksi listrik dari pembangkit batu bara tenaga air (PLTA), sehingga permintaan batu bara meningkat. Data Reuters menunjukkan bahwa impor batu bara China pada 1-14 Juni meningkat sebesar 57% (yoy) menjadi 12,5 juta ton. Namun, secara bulanan, impor batu bara tersebut mengalami penurunan sebesar 8%.
Total impor batu bara China pada Januari-Mei 2023 mencapai 180 juta ton, meningkat sebesar 89,6% (yoy). Namun, tetap perlu diperhatikan apakah permintaan ini akan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Jika permintaan batu bara dari China menurun karena permintaan dari pembeli lain masih rendah, maka harga batu bara berpotensi turun.
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Menurut laporan dari S&P Global, “Naiknya permintaan dari China menjadi satu-satunya titik cerah. Jika tidak ada ini (China), maka pasar akan lesu. Namun, perlu dilihat apakah permintaan ini akan bertahan lama. Harga bisa turun jika permintaan China turun karena permintaan dari pembeli lain masih rendah.”
Kenaikan harga batu bara juga dipengaruhi oleh berita tentang kudeta di Rusia. Yevgeny Prigozhin, mantan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin tentara bayaran Rusia Wagner, melakukan pemberontakan dengan melakukan penyerbuan sejauh 200 kilometer dari Moskow pada akhir pekan lalu. Namun, pemberontakan tersebut gagal dan Prigozhin akhirnya diasingkan ke Belarusia.
Meskipun pemberontakan tersebut dapat dipadamkan, hal tersebut telah membuat para investor panik, yang berdampak pada kenaikan harga komoditas. Harga minyak mentah juga mengalami kenaikan sebesar 1% setelah kabar kudeta menyebar, sehingga harga batu bara pun ikut naik.
Situasi yang terus memanas dapat berpotensi meningkatkan harga komoditas secara keseluruhan.