BeritaInvestor.id – Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25-4,5 persen dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Januari 2025. Keputusan ini diambil setelah The Fed menurunkan suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) pada November dan Desember 2024.
Menunggu Tren Inflasi
Menurut laporan CNN, The Fed menghentikan pemangkasan suku bunga sementara untuk menunggu perkembangan inflasi yang menunjukkan tanda-tanda mereda. Pejabat The Fed masih meyakini bahwa inflasi akan mencapai target 2 persen, sementara angka pengangguran terbaru berada di 4,1 persen.
Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan dalam konferensi pers bahwa kebijakan suku bunga bisa berubah tergantung pada kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi.
“Kami merasa tidak perlu terburu-buru melakukan penyesuaian apa pun,” ujar Powell.
Dampak Kebijakan Trump terhadap Suku Bunga
Keputusan The Fed juga mempertimbangkan rencana Presiden AS Donald Trump yang akan memberlakukan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada pada 1 Februari 2025. Para ekonom memperingatkan bahwa tarif tinggi, kebijakan deportasi massal, serta peningkatan produksi minyak domestik bisa memicu inflasi.
Jika inflasi kembali meningkat akibat kebijakan perdagangan Trump, The Fed mungkin akan menunda pemotongan suku bunga lebih lanjut.
“Kami harus melihat bagaimana kebijakan ini berkembang dan mempelajarinya,” tambah Powell.
Dengan keputusan ini, pasar keuangan dan investor akan terus mencermati langkah The Fed dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor