BeritaInvestor.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa tarif resiprokal dari Presiden AS Donald Trump berdampak signifikan pada pasar keuangan global. Dolar AS (DXY) melonjak, menekan rupiah hingga 4,5% secara tahun ini dan memicu penurunan harga saham sebesar 5%. Imbal hasil obligasi pemerintah juga turun 8 basis poin dalam periode yang sama.
Tekanan Global dari AS-China
Pengenaan tarif oleh Trump tidak hanya memicu gejolak, tetapi respons balasan China dengan tarif setara pun menambah ketidakstabilan aliran modal global. Sri Mulyani menyebut keputusan Trump untuk menunda penerapan tarif selama 90 hari masih dianggap rumit karena melibatkan negosiasi dengan puluhan negara berbeda, termasuk di Washington D.C.
Kemenkeu Perkuat Komunikasi dengan Investor
“Kita perlu menjaga kepercayaan dengan meningkatkan komunikasi,” ujar Sri Mulyani. Ia menegaskan pertemuan rutin antara Kementerian Keuangan dengan pemegang obligasi dan investor penting untuk menjelaskan situasi pasar dan membangun keyakinan.
Pasar Beralih ke Aset yang Lebih Aman
Di tengah ketidakpastian, yield US Treasury 10 tahun dan 2 tahun terus menurun seiring aliran modal menuju aset safe haven. Ini menunjukkan sentimen pasar yang semakin defensif akibat gejolak tarif global.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.