BeritaInvestor.id – Suriah baru-baru ini melancarkan serangan udara terkoordinasi terhadap dua pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Suriah selatan dan timur laut pada Kamis (19/10/2023) pagi. Serangan ini terjadi di tengah berlanjutnya konflik antara Israel dan Palestina. Dua pangkalan militer AS yang diserang adalah pangkalan Al-Tanf dan pangkalan ladang minyak Conoco di Suriah.
Tindakan Suriah ini menandai eskalasi terbaru dalam serangan terhadap pasukan AS di Asia Barat sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas. Serangan tersebut melibatkan penggunaan tiga drone yang berhasil menembus area udara pangkalan militer dan melancarkan serangan udara yang berhasil mengenai sasaran.
Berita tentang serangan ini memicu reaksi besar di pangkalan Al-Tanf, dengan pesawat militer dan helikopter yang terus menerus melakukan patroli di daerah tersebut. Meskipun sumber-sumber dalam pasukan koalisi pimpinan AS mengklaim telah mencegat dan menjatuhkan dua drone, satu drone ketiga berhasil menargetkan pangkalan tersebut.
Selain pangkalan Al-Tanf, pangkalan militer AS di ladang minyak Conoco di Provinsi Deir Ezzor juga menjadi target serangan dengan beberapa roket yang mengenainya. Beruntung, serangan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa.
Sebelum serangan udara terhadap pasukan AS, angkatan udara Israel juga melakukan serangan terhadap tentara Suriah di wilayah barat daya provinsi Quneitra. Serangan ini menyebabkan kerusakan material dan ledakan juga dilaporkan terjadi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki oleh Israel.
Selain di Suriah, pangkalan militer AS di Irak juga menjadi sasaran serangan udara. Serangan ini diklaim oleh faksi perlawanan milisi Kataib Hizbullah, yang disebut sebagai milisi utama di Irak. Kataib Hizbullah adalah kelompok paramiliter Syiah yang mendapat dukungan dari Iran dan beroperasi tidak hanya di Irak tetapi juga di Suriah.
Meskipun awalnya Pentagon mengklaim berhasil menghalau serangan tersebut, berita resmi kemudian menyebut ada tentara AS yang terluka. Para juru bicara militer Kataib Hizbullah mengindikasikan bahwa perlawanan di Irak telah bergabung dalam pertempuran yang disebut “Banjir Al-Aqsa” dan mengarahkan serangan mereka ke pangkalan-pangkalan AS.
Saat ketegangan terus meningkat, Pentagon telah mengerahkan kapal perang dan ribuan tentara ke pantai Israel sebagai tindakan respons. Sementara itu, Inggris, Jerman, dan Belanda telah mengerahkan pasukan untuk mendukung Israel dalam konflik tersebut. Situasi di Asia Barat semakin tegang, dan dunia terus memantau perkembangan selanjutnya.
Disclamer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.