BeritaInvestor.id – Bank digital besutan Grup Emtek, PT Super Bank Indonesia atau Superbank, belum merencanakan aksi penawaran umum perdana saham (IPO) dalam waktu dekat. Meskipun persiapan terus berjalan, kebutuhan modal saat ini masih dapat dipenuhi oleh investor yang sudah ada.
Fokus Penguatan Ekosistem Digital
Wakil Direktur Utama Superbank, Haryati Lawidjaja, menyampaikan bahwa IPO belum menjadi kebutuhan mendesak untuk mendanai ekspansi dan kebutuhan modal saat ini. “IPO saat ini belum menjadi kebutuhan mendesak. Fokus kami adalah memperkuat ekosistem digital dan mengoptimalkan pendanaan dari investor yang sudah ada,” jelas Haryati dalam diskusi dengan Bisnis Indonesia.
Strategi Bisnis dan Pengembangan
Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, menyatakan bahwa prioritas utama adalah memperkuat bisnis dan melakukan ekspansi ke sektor-sektor strategis yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. “Fokus kami adalah pada ekosistem digital dan pengembangan produk serta layanan yang dapat menarik lebih banyak nasabah,” ujar Tigor.
Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk IPO di masa depan, Tigor menegaskan bahwa saat ini pendanaan dari investor yang sudah ada sudah cukup untuk mendukung rencana ekspansi Superbank. “Kami akan mempertimbangkan IPO jika memang diperlukan dan kondisi pasar mendukung. Tapi untuk saat ini, pendanaan dari investor yang sudah ada sudah cukup untuk mendukung rencana kami,” tambahnya.
Inovasi Digital dan Pelayanan Nasabah
CEO Superbank, Sutanto, menambahkan bahwa perusahaan akan terus meningkatkan inovasi digital dan pelayanan kepada nasabah. “Kami fokus pada pengembangan teknologi dan layanan yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Ini adalah kunci dari strategi bisnis kami ke depan,” jelas Sutanto.
Superbank sedang mempersiapkan berbagai inisiatif untuk memperkuat posisinya di pasar digital banking. “Kami akan terus berinovasi dan mengembangkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Ke depannya, kami ingin menjadi bank digital terdepan di Indonesia,” pungkas Tigor.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor