BeritaInvestor.id – Ekonom memperingatkan bahwa pemangkasan anggaran kementerian dan pemerintah daerah dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di bawah 5%. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mempersiapkan skenario terbaik untuk menghindari masalah lebih lanjut. Dampak Pemangkasan Anggaran Menurut Wijayanto Samirin dari Universitas Paramadina, pengurangan anggaran untuk infrastruktur seperti transportasi dan irigasi bisa menyebabkan banyak kontraktor bangkrut. Ia juga menyatakan bahwa upaya untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan daya saing logistik berpotensi terhambat. Selain itu, pemangkasan biaya perjalanan dan pertemuan mendadak dapat mempengaruhi sektor MICE seperti hotel, transportasi, kuliner, dan pariwisata. Akibatnya, ada risiko PHK besar-besaran. Garuda Indonesia mungkin akan menghadapi kesulitan keuangan lagi setelah pulih dari pandemi. Wijayanto menambahkan bahwa dalam waktu dekat, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih lemah pada 2025 dibanding 2024 dan akan tetap di bawah 5%. Pentingnya Antisipasi Pemerintah perlu mempersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif ini. Relokasi anggaran besar-besaran untuk program Makan Bergizi Gratis juga bisa mengganggu program penting lainnya, seperti penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas. Jika situasi ini tidak dikelola dengan baik, pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang dapat tertekan dan membuat target pertumbuhan 8% pada 2029 semakin sulit direalisasikan. Sebelumnya, pemerintah sudah mengumumkan pemangkasan anggaran melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang mulai berlaku pada tanggal tersebut. Pemangkasan ini dapat mencapai Rp306,9 triliun dalam APBN 2025, dengan Rp256,1 triliun berasal dari anggaran kementerian. Menurut Prasetyo Hadi, Menteri Sekretaris Negara, efisiensi ini akan digunakan untuk mendukung anggaran program Makan Bergizi Gratis.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.