BeritaInvestor.id – Kementerian Perdagangan Indonesia mengingatkan bahwa kebijakan tarif bea masuk yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Sebagai langkah menghadapinya, berikut adalah penjelasan dari Bambang Jaka Setiawan, Kepala Pusat Kebijakan Ekspor Impor dan Pengamanan Perdagangan.
Dampak Tarif Terhadap Indonesia
Bambang menegaskan bahwa produk besi dan baja sudah terpengaruh oleh tarif tersebut, dan produk otomotif dari Eropa juga merasakan imbasnya. Dengan AS yang mengalami defisit neraca perdagangan besar dengan Indonesia, dampaknya menjadi tak terhindarkan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki surplus neraca perdagangan dengan AS sebesar $16,84 miliar, menjadikan AS sebagai penyumbang surplus terbesar.
Strategi Indonesia Menghadapi Tantangan
“Bergantung pada kebijakan tarif, kita harus mengakui bahwa tentu akan ada dampak,” sambung Bambang. Indonesia adalah mitra dagang utama AS setelah China. Negara ini juga diuntungkan oleh fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari AS dan telah memanfaatkan 342 dari 355 pos tarif yang tersedia.
Lobi Pemerintah untuk Hubungan Dagang
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melakukan lobi agar memastikan hubungan dagang tetap terjalin. “Meskipun Indonesia sudah bergabung dengan blok BRICS, kami akan terus meyakinkan bahwa Indonesia adalah mitra yang aktif,” jelas Bambang. Dia juga menekankan bahwa setiap negara, termasuk AS, menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.