BeritaInvestor.id – Pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024, saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) mengalami lonjakan signifikan sebesar 24,59% dan mentok auto reject atas (ARA) ke harga Rp 456. Dalam sepekan terakhir, saham ini telah melejit 71,43%, dan dalam periode satu bulan terakhir, SMDM melambung hingga 141,27%.
Suspensi Saham oleh Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham SMDM mulai Senin, 5 Agustus 2024. Alasan BEI melakukan suspensi adalah karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan atas saham SMDM.
“Penghentian sementara perdagangan saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya adalah untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SMDM,” jelas BEI dalam pengumumannya.
Akuisisi oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Kenaikan harga saham SMDM ini tidak lepas dari berita akuisisi oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), emiten Grup Sinar Mas. Pada 31 Juli 2024, BSDE menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat terkait akuisisi 91,99% saham SMDM dari Top Global Limited (TGL). Jika transaksi ini rampung, BSDE akan menjadi pengendali baru SMDM dan menggelar mandatory tender offer (MTO) terhadap sisa saham SMDM.
Top Global Limited merupakan entitas yang terafiliasi dengan keluarga Sinar Mas. Berdasarkan informasi dari Sinarmas Land, nilai akuisisi tersebut mencapai S$ 195,2 juta atau sekitar Rp 2,36 triliun. Sesuai regulasi, BSDE akan melakukan MTO terhadap sisa saham SMDM setelah akuisisi. Stockbit Sekuritas mengestimasikan harga MTO tersebut sekitar Rp 538 per saham, lebih tinggi 47% dari harga penutupan saham SMDM pada 1 Agustus 2024.
Diversifikasi dan Valuasi
SMDM merupakan perusahaan real estate yang memiliki total landbank seluas 1.130 hektar. Lahan-lahan tersebut tersebar di Bekasi dan Bogor (623 ha), Rancamaya (461 ha), dan Royal Tajur (45 ha). Selain itu, SMDM memiliki total area perizinan proyek sebesar 2.198 hektar yang terdiri dari Harvest City (1.350 ha), Rancamaya Golf (780 ha), dan Royal Tajur (68 ha). Pada tahun fiskal 2023, SMDM mencatat laba bersih sebesar Rp 104 miliar.
“Transaksi ini mengimplikasikan harga akuisisi landbank milik SMDM sekitar Rp 227 ribu per meter persegi, yang menurut kami cukup murah,” jelas Stockbit. Namun, mengingat valuasi BSDE saat ini yang hanya diperdagangkan di 0,6 kali price to book value (PBV), akuisisi SMDM di PBV yang lebih tinggi bisa terlihat mahal.
Stockbit berpendapat bahwa manajemen BSDE kemungkinan menganggap transaksi ini dapat memberikan nilai strategis untuk menambah diversifikasi bisnis mereka secara geografis, di luar area Serpong. Akuisisi ini akan dibayar secara tunai, dimana BSDE memiliki kas sebesar Rp 9,7 triliun per 1Q24.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor