BeritaInvestor.id – Startup teknologi akuakultur Indonesia, eFishery, tengah menghadapi penyelidikan serius atas dugaan penggelembungan laporan keuangan. Berdasarkan laporan awal dari FTI Consulting, lebih dari 75% angka yang dilaporkan oleh perusahaan dinilai palsu, mengindikasikan manipulasi kinerja yang sistematis sejak 2018.
Dugaan Penggelembungan Keuangan
Penyelidikan yang dipicu oleh laporan seorang whistleblower mengungkap bahwa eFishery diduga melaporkan pendapatan hingga kuartal ketiga 2024 sebesar US$752 juta, jauh dari angka sebenarnya, yakni US$157 juta. Selain itu, perusahaan mengklaim mencetak laba US$16 juta, sementara hasil penyelidikan menunjukkan kerugian mencapai US$35,4 juta.
Manipulasi juga terjadi pada penjualan produk utama eFishery, yaitu alat pemberi makan ikan, yang dilaporkan mencapai 400 ribu unit, padahal angka sebenarnya hanya 24 ribu unit.
Perubahan Manajemen dan Reaksi Publik
Sebagai respons atas temuan ini, Gibran Huzaifah, pendiri sekaligus CEO eFishery, serta CFO Chrisna Aditya, dibebastugaskan dari jabatannya pada Desember 2024. Posisi mereka kini diisi sementara oleh Adhy Wibisono sebagai CEO dan Albertus Sasmitra sebagai CFO.
Sementara itu, Serikat Pekerja eFishery (SP eFishery) melakukan aksi demonstrasi di Bandung, menyuarakan tiga tuntutan utama: pembatalan rencana PHK massal, pengaktifan kembali operasional perusahaan, dan klarifikasi atas dugaan manipulasi keuangan.
Investor dan Dampak Reputasi
eFishery sebelumnya menjadi startup unicorn dengan valuasi US$1,4 miliar, didukung oleh investor besar seperti Northstar Group, Temasek Holdings, dan SoftBank. Namun, skandal ini memicu kritik keras terhadap model valuasi startup, yang dinilai mendorong ekspektasi tidak realistis kepada investor. Patrick Walujo, CEO GoTo sekaligus salah satu investor eFishery melalui Northstar, menyebut kasus ini sebagai “aksi memalukan” dan mengindikasikan penipuan sistematis di berbagai lini perusahaan.
Masa Depan eFishery
Meski tengah menghadapi isu besar, eFishery berkomitmen meningkatkan tata kelola perusahaan. Dalam pernyataan resminya, eFishery menyebut pergantian kepemimpinan sebagai upaya memperbaiki kepercayaan investor dan publik. Namun, dengan proses penyelidikan yang masih berlangsung, masa depan startup yang pernah menjadi kebanggaan sektor teknologi Indonesia kini berada di bawah bayang-bayang ketidakpastian.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor