BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) membiarkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditentukan oleh mekanisme pasar. Saat ini, investor asing melakukan aksi jual yang signifikan, menyebabkan IHSG jatuh di bawah level psikologis 6.500. Berdasarkan data dari Bloomberg, sejak awal tahun, total aksi jual investor asing mencapai US$1,12 miliar atau sekitar Rp18,19 triliun. Angka ini hanya kalah dari India yang mencapai US$12,19 miliar. Dana yang keluar ini diduga mengalir ke bursa saham Tiongkok, di mana mereka mencatat net buy sebesar US$9,65 miliar atau sekitar Rp157,28 triliun.
Posisi BEI dalam Menghadapi Situasi
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa meskipun IHSG tertekan, BEI tidak bisa melakukan intervensi. “Bursa tidak bisa mengintervensi, yang bisa dilakukan adalah memastikan aturan perdagangan berjalan dengan baik,” ujarnya pada Jumat (28/2/2025). Menurutnya, fluktuasi harga saham adalah hal biasa yang terjadi di pasar.
Peluang di Tengah Ketidakpastian
Jeffrey mengingatkan investor bahwa di setiap kondisi pasar selalu ada peluang untuk analisis dan pengambilan keputusan. Awal pekan ini, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia dari equal weight menjadi underweight, sebaliknya untuk MSCI China malah naik dari underweight ke equal weight. Penurunan ini disebabkan penilaian bahwa return on equity saham di bursa domestik menurun, terutama karena lingkungan pertumbuhan yang memburuk.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Menurut Jonathan Garner, Ahli Strategi di Morgan Stanley, saat ini kondisi belanja modal di Indonesia jauh lebih lemah, dengan investasi terhadap PDB yang stagnan di sekitar 29% dibandingkan rata-rata 32% sebelum pandemi. Hal ini berpotensi mengurangi lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan. Morgan Stanley menyarankan investor untuk berhati-hati dan lebih memilih pasar lain di kawasan ASEAN.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.