Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Sikap BEI Terhadap Dana Asing yang Beralih ke Tiongkok

by Tim Redaksi
28, February, 2025
in Emiten
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) membiarkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditentukan oleh mekanisme pasar. Saat ini, investor asing melakukan aksi jual yang signifikan, menyebabkan IHSG jatuh di bawah level psikologis 6.500. Berdasarkan data dari Bloomberg, sejak awal tahun, total aksi jual investor asing mencapai US$1,12 miliar atau sekitar Rp18,19 triliun. Angka ini hanya kalah dari India yang mencapai US$12,19 miliar. Dana yang keluar ini diduga mengalir ke bursa saham Tiongkok, di mana mereka mencatat net buy sebesar US$9,65 miliar atau sekitar Rp157,28 triliun.

Posisi BEI dalam Menghadapi Situasi
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa meskipun IHSG tertekan, BEI tidak bisa melakukan intervensi. “Bursa tidak bisa mengintervensi, yang bisa dilakukan adalah memastikan aturan perdagangan berjalan dengan baik,” ujarnya pada Jumat (28/2/2025). Menurutnya, fluktuasi harga saham adalah hal biasa yang terjadi di pasar.

Peluang di Tengah Ketidakpastian
Jeffrey mengingatkan investor bahwa di setiap kondisi pasar selalu ada peluang untuk analisis dan pengambilan keputusan. Awal pekan ini, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia dari equal weight menjadi underweight, sebaliknya untuk MSCI China malah naik dari underweight ke equal weight. Penurunan ini disebabkan penilaian bahwa return on equity saham di bursa domestik menurun, terutama karena lingkungan pertumbuhan yang memburuk.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Menurut Jonathan Garner, Ahli Strategi di Morgan Stanley, saat ini kondisi belanja modal di Indonesia jauh lebih lemah, dengan investasi terhadap PDB yang stagnan di sekitar 29% dibandingkan rata-rata 32% sebelum pandemi. Hal ini berpotensi mengurangi lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan. Morgan Stanley menyarankan investor untuk berhati-hati dan lebih memilih pasar lain di kawasan ASEAN.

Baca:

Direktur Operasi WEGE Dwi Purnomo Mundur: RUPS Akan Finalisasi

SMMA Laba Bersih Melejit 284% Meski Pendapatan Turun di Kuartal I 2025

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

FILM : Fundamental Kuat, Bertahan di MSCI, Tapi Kena UMA. Teka-Teki Regulasi BEI!

Next Post

Siapa Saja Tujuh Orang Terkaya di Indonesia Akhir Februari 2025?

Next Post

Siapa Saja Tujuh Orang Terkaya di Indonesia Akhir Februari 2025?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor