BeritaInvestor.id – Bursa saham Wall Street kembali menerapkan sistem penyelesaian transaksi atau settlement T+1, yang pernah digunakan hingga periode 1920-an. Setelah periode tersebut, settlement dilakukan dengan T+2 seiring semakin besarnya volume transaksi. Perubahan ini, yang mengurangi separuh waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap transaksi, juga terjadi di yurisdiksi termasuk Kanada dan Meksiko pada Senin. Kembalinya settlement T+1 bertujuan untuk mengurangi risiko dalam sistem keuangan.
Penerapan Settlement T+1 di Wall Street
Settlement T+1 resmi diberlakukan di Wall Street mulai perdagangan kemarin, Selasa (28/5/2024). Bloomberg Technoz mencoba menghubungi pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai kemungkinan penerapan sistem yang sama di masa mendatang, namun belum ada tanggapan terkait hal tersebut. BEI sendiri masih menerapkan settlement T+2 sejak 26 November 2018, setelah sebelumnya menggunakan settlement T+3.
Keuntungan dan Tantangan Settlement T+1
Settlement T+1 memiliki keuntungan, namun juga memberikan implikasi tersendiri. Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menjelaskan bahwa jeda penyelesaian transaksi yang lebih singkat akan mengurangi jumlah saham odd yang berisiko gagal serah terima sebelum transaksi rampung. Ini bisa berarti persyaratan margin yang lebih rendah untuk para broker serta meredam volatilitas transaksi. Di Wall Street, tingginya volatilitas saham kerap membuat para broker membatasi transaksi.
Namun, settlement T+1 juga memberikan tantangan yang tidak bisa dianggap enteng. SEC Commissioner Mark Uyeda mengatakan bahwa penyelesaian transaksi yang lebih singkat berarti semakin sedikit waktu bagi pelaku pasar untuk memperbaiki kesalahan dalam proses transaksi. Selain itu, settlement T+1 juga memberikan regulator waktu yang lebih terbatas untuk memblokir transaksi yang terindikasi sebagai pencucian uang.
Pernyataan Ketua SEC
“Transisi ke siklus penyelesaian yang lebih pendek dapat menyebabkan kegagalan penyelesaian dan tantangan bagi sebagian kecil pelaku pasar untuk jangka pendek,” kata Ketua SEC Gary Gensler dalam pernyataan tertulis seminggu sebelum peralihan settlement.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor