BeritaInvestor.id – Harga emas pada perdagangan Kamis (3/8/2023) nyaris tidak bergerak, hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 0,009%, dan ditutup di posisi US$ 1.933,74 per troy ons. Pelaku pasar menunggu data pengangguran Amerika Serikat (AS) yang diyakini akan mempengaruhi pergerakan harga emas.
Meskipun menguat tipis, harga emas masih bergerak di level terendahnya dalam tiga pekan terakhir, setelah mengalami pelemahan mencapai 1,56% pada dua hari sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (4/8/2023), harga emas masih menguat tipis sebesar 0,05% menjadi US$ 1.934,71 per troy ons. Stagnasi harga emas disebabkan oleh sikap “wait and see” dari pelaku pasar yang menantikan data pengangguran AS.
Data yang diumumkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah pekerja yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran mengalami sedikit kenaikan pada pekan lalu. Data klaim pengangguran untuk periode pekan yang berakhir pada 30 Juli mencapai 227.000, naik 6.000 klaim dari pekan sebelumnya.
Selain itu, data lain dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan adanya penurunan tajam dalam biaya tenaga kerja pada kuartal II-2023, yang disebabkan oleh peningkatan tajam dalam produktivitas pekerja. Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), dalam menentukan kebijakannya.
Data tingkat pengangguran AS yang akan diumumkan pada Jumat (4/8/2023) diperkirakan akan stagnan di angka 3,6%, mengikuti angka pengangguran pada Juni 2023.
Pergerakan harga emas selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh hasil data tenaga kerja AS. Jika angka pengangguran turun lebih cepat dari ekspektasi, pasar akan kecewa karena menandakan kondisi pasar tenaga kerja yang masih panas dan berpotensi mempengaruhi inflasi. Di sisi lain, angka pengangguran yang stagnan atau sesuai dengan ekspektasi dapat memberikan optimisme terhadap kebijakan suku bunga AS yang dapat mempengaruhi harga emas.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor