BeritaInvestor.id – Ancaman pelemahan rupiah masih menghantui perdagangan hari ini. Meskipun Bank Indonesia menahan suku bunga kemarin, rupiah tetap melanjutkan penurunan. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat, menutup perdagangan Rabu kemarin di angka 107,17, yang memperketat pergerakan rupiah di pasar offshore. Di sisi lain, rupiah Non-Deliverable Forward (NDF) ditutup melemah 0,21% pada level Rp16.370/US$, sedikit lebih buruk dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.330/US$.
Tekanan Terhadap Rupiah
Tekanan pada rupiah diperkirakan masih ada hari ini, terutama jika arus jual modal asing di pasar saham berlanjut. Kemarin, investor nonresiden mencatat net sell sebesar Rp1,13 triliun di pasar saham, sedangkan di pasar obligasi, net sell asing mencapai Rp1,78 triliun.
Harapan di Tengah Ancaman
Meski tantangan besar, ada optimisme dari penurunan yield di surat utang AS. Selisih imbal hasil antara surat utang RI dan AS melebar menjadi 228 basis poin, menandakan potensi jeda arus jual di pasar obligasi. Bank Indonesia juga aktif menahan rupiah agar tidak melewati level Rp16.400/US$. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan pentingnya stabilisasi nilai tukar.
Dampak Kebijakan The Fed
Risalah rapat Federal Reserve baru-baru ini menunjukkan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap tinggi lebih lama. Inflasi di AS melesat, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,5% month-on-month dan 3% year-on-year. Inflasi inti juga naik, menambah tekanan pada ekspektasi pelonggaran dari Fed.
Outlook Neraca Pembayaran Indonesia
Hari ini, Bank Indonesia akan mengumumkan Neraca Pembayaran untuk kuartal IV-2024. Perry memperkirakan surplus yang baik didukung oleh defisit transaksi berjalan yang stabil dan surplus transaksi modal.
Pertimbangan Masa Depan
Keputusan tetap pada suku bunga BI mencerminkan ketidaknyamanan terhadap posisi rupiah saat ini. Analis memperkirakan Bank Indonesia baru akan memotong suku bunga jika rupiah menguat. Penurunan suku bunga juga diperkirakan menunggu hingga bulan Maret.
Tekanan kemungkinan akan meningkat pada April terkait rencana kebijakan tarif di AS. Dari sisi teknikal, rupiah berada di bawah potensi pelemahan, dengan level support di Rp16.350/US$ dan Rp16.380/US$. Jika level ini dilewati, rupiah bisa jatuh ke Rp16.400/US$ hingga Rp16.450/US$. Namun, jika rupiah menguat, resistance berada di level Rp16.300/US$ dan Rp16.220/US$.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.