BeritaInvestor.id – Pasar harga batu bara memulai pekan ini dengan kenaikan yang menggembirakan. Sentimen yang mendorong kenaikan ini berasal dari langkah China yang kembali meningkatkan kapasitas pembangkit listrik batu bara sebesar 50 gigawatt (GW), menggambarkan peran aktif China dalam tren kenaikan harga batu bara. Namun, situasi cuaca yang tidak menentu, termasuk curah hujan tinggi di beberapa wilayah, berpotensi mempengaruhi permintaan listrik dan menahan kenaikan harga.
Mengacu pada data Refinitiv, harga kontrak batu bara ICE Newcastle untuk bulan September ditutup pada level US$ 144,25 per ton, mengalami kenaikan sebesar 2,6%.
Sejak awal bulan, harga batu bara secara keseluruhan telah mengalami peningkatan sebesar 3,8% dari angka US$138,85. Meskipun mengalami penurunan 62,9% sepanjang tahun dari titik tertinggi US$ 389,6.
Peran China dalam tren kenaikan harga batu bara semakin kuat. Meskipun China terkenal sebagai negara dengan emisi tinggi, negara tersebut melanjutkan pembangunan lebih dari 50 GW pembangkit listrik tenaga batu bara baru pada paruh pertama tahun 2023. Menurut kelompok lingkungan Greenpeace yang dikutip dari Oil Price, pemerintah China terlibat dalam paradoks antara keamanan energi dan transisi energi yang berkelanjutan.
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Menanggapi hal ini, Gao Yuhe dari Greenpeace mengatakan kepada Reuters, “Pemerintah China telah membuat keamanan energi dan transisi energi bertentangan satu sama lain. Beijing telah dengan jelas menyatakan bahwa tenaga batu bara masih akan tumbuh pada ‘kecepatan yang wajar’ hingga tahun 2030.”
Situasi cuaca dan perubahan iklim juga turut berperan dalam ketidakpastian energi global. Kekeringan yang diakibatkan gelombang panas di China, misalnya, mengganggu produksi pembangkit listrik tenaga air, yang membuat China harus mengandalkan pembangkit listrik batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tidak hanya China, perang Rusia-Ukraina berdampak pada pasokan energi di berbagai belahan dunia, mengakibatkan beberapa negara bergantung pada sumber energi alternatif, termasuk batu bara.
Dalam konteks ini, sentimen harga batu bara juga akan dipengaruhi oleh data perdagangan China yang akan dirilis hari ini. Data ini akan memberikan gambaran tentang permintaan baja, yang secara langsung dapat memengaruhi permintaan batu bara sebagai bahan baku.
Selain itu, India juga memberikan kontribusi dalam dinamika harga batu bara. Sebagai konsumen batu bara terbesar kedua di dunia, India telah menyelesaikan pelelangan tambang batu bara yang berpotensi meningkatkan pasokan batu bara domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dari Eropa, kelangkaan pasokan batu bara mendorong harga gas alam naik. Harga gas alam Eropa mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir sebagai alternatif bagi batu bara.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor