BeritaInvestor.id – Saham emiten kontraktor tambang PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (23/8/2023) menyusul informasi bahwa perusahaan belum melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Saham DEWA merosot sebesar 3,17% ke harga Rp61 per saham. Investor merespons negatif terhadap berita molornya pelaksanaan aksi rights issue tersebut.
Sebelumnya, beredar rumor bahwa Grup Salim akan masuk ke Darma Henwa melalui skema rights issue. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai kabar tersebut, dan rights issue belum dilaksanakan meski telah mendapat restu dari pemegang saham.
Manajemen DEWA dalam keterbukaan informasi menyatakan bahwa rights issue belum dilaksanakan karena perusahaan masih mempertimbangkan opsi pendanaan lain yang lebih baik. Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Agustus 2022. Rights issue tersebut mengeluarkan saham baru seri B dengan jumlah maksimal 30 miliar saham dan nilai nominal Rp 50 per saham.
Penundaan pelaksanaan rights issue berdampak pada kondisi keuangan DEWA, terutama dalam memperbaiki rasio liabilitas terhadap total ekuitas (Debt to Equity Ratio). Meskipun belum dilaksanakannya PMHMETD, perusahaan menyatakan bahwa tidak ada dampak pada kelangsungan operasional maupun legalitas perusahaan.
Selain itu, DEWA baru-baru ini diumumkan akan masuk dalam indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Global Semi Annual Equity Index, yang akan berlaku mulai 18 September 2023. Bersama dengan emiten Grup Bakrie lainnya, DEWA akan menjadi anggota indeks FTSE, menunjukkan peran perusahaan dalam pasar modal Indonesia.
Pemangku kepentingan di DEWA, termasuk manajemen dan investor, diharapkan akan terus memonitor perkembangan terkait pelaksanaan rights issue dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan serta sahamnya di pasar modal.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor