BeritaInvestor.id – Saham-saham Grup Barito, yaitu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), terus menggoyang Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis (7/12).
TPIA dan BRPT menjadi top gainers, sementara kapitalisasi pasar (market cap) BREN mampu menembus Rp 1.000 triliun.
Kemarin, harga TPIA melonjak 25% ke level Rp 4.350 per saham. BRPT melompat 22,14% ke level Rp 1.600 per saham. Sementara saham BREN melejit 7,64% ke harga Rp 7.750 per saham.
Lonjakan harga saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu itu turut mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menutup perdagangan Kamis (7/12), IHSG melompat 47,22 poin atau 0,67% ke level 7.134,62.
Yang menyedot perhatian, dengan lonjakan harga saham kemarin, market cap BREN pun menembus Rp 1.036,84 triliun. Kini, trio The Barito’s memiliki market cap Rp 1.563,78 triliun atau setara 13,7% market cap BEI. Porsi itu makin besar jika ditambah dengan market cap CUAN, afiliasi Grup Barito.
Bak anak ajaib, BREN yang baru masuk bursa pada 9 Oktober 2023, memantapkan diri sebagai runner up market cap paling jumbo di BEI. BREN berpeluang menyalip market cap BBCA yang sudah malang melintang di bursa saham sejak tahun 2000. Kemarin (7/12), market cap BBCA senilai Rp 1.087,9 triliun. Alhasil, jarak market cap BREN dengan BBCA terpaut sekitar Rp 51,1 triliun.
Analisis
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menilai, lonjakan harga saham Grup Barito mirip ketika terjadi booming sektor teknologi dan bank digital tahun 2020. Kala itu, saham teknologi dan bank digital menjadi penggerak utama IHSG.
William mengingatkan, perlu dicermati lagi sentimen pendorong harga Grup Barito pada masing-masing sahamnya. Memang, prospek bisnis sektor energi terbarukan menjadi katalis positif. Namun, William melihat lonjakan saham Grup Barito lebih disebabkan efek euforia pasar terhadap Prajogo Pangestu yang menjadi daya tarik.
“Sampai menguat signifikan seperti ini kemungkinan ada faktor lain, bisa juga dikatakan pasar semakin euforia karena status Prajogo sebagai orang terkaya di Indonesia. Jadi ada spekulasi bahwa harga sahamnya pun akan terjaga naik,” kata William kepada KONTAN, Kamis (7/12).
William melihat, emiten The Barito’s masih berpotensi menguat lagi. “Indikator MA5 dan MA20, selama kondisi ini masih terpenuhi, trend following bisa terus dilakukan. Semua tren pasti ada akhirnya. Jadi perlu selalu waspada dengan kemungkinan profit taking dan berakhirnya tren,” terang William. Guna meminimalkan risiko, bisa dipertimbangkan hold atau sell on strength untuk merealisasikan cuan..
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai saham Grup Barito masih layak untuk speculative buy atau trading buy. Menurut Herditya, secara teknikal, penguatan saham BRPT bisa berlanjut. Saham BRPT, bisa dipertimbangkan untuk speculative buy dengan support Rp 1520 dan resistance Rp 1.650, cermati pula gap di Rp 1.310–Rp 1.355.
Saham BREN masih di fase uptrend dan didukung pergerakan dari MACD dan stochastic yang juga menguat. Sehingga, investor bisa mempertimbangkan trading buy dengan support Rp 7.100 dan resistance Rp 7.775. TPIA juga masih berada di fase uptrend dan didukung dengan adanya peningkatan volume pembelian. Sehingga bisa speculative buy dengan support Rp 4.220 dan resistance di Rp 4.370.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor