Pada perdagangan sesi kedua, harga saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih mengalami penurunan sebesar 1,89% berada pada posisi Rp208 per lembar saham. Sejauh ini, dalam tahun ini (year to date), harga saham KRAS telah mengalami koreksi sebesar 35%, bahkan dalam satu tahun terakhir, harga saham KRAS turun hingga 41%.
Penurunan harga saham KRAS ini terkait dengan hasil kinerja laporan keuangan tahun 2022 yang belum dilaporkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Situasi ini membawa KRAS berpotensi mendapatkan suspensi dari BEI.
[tv-chart symbol=”IDX:KRAS” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
KRAS telah menerima Surat Peringatan Pertama (SP1) dan Surat Peringatan Kedua (SP2) dari BEI. Surat tersebut juga mencantumkan denda sebesar Rp50 juta akibat keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahun buku 2022.
Berdasarkan Ketentuan II.6.2 Peraturan Bursa Nomor I-H tentang Sanksi, BEI memberikan peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp50 juta kepada perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan teraudit dengan batas waktu yang ditentukan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan bahwa Surat Peringatan Ketiga (SP3) juga akan dikirimkan. Ia menegaskan bahwa jika perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan dan belum membayar denda, saham KRAS bisa mengalami suspensi.
Hingga saat ini, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belum memberikan penjelasan terkait keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahun buku 2022 yang telah diaudit.
Namun demikian, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah menyampaikan laporan keuangan kuartal I 2023 pada tanggal 30 April 2023. Laporan tersebut mencatatkan rugi bersih sebesar US$18,26 juta, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$26,45 juta.
Dalam informasi tambahan, anak perusahaan KRAS akan melaksanakan Initial Public Offering (IPO). Manajemen mengungkapkan bahwa ada tiga perusahaan yang akan melakukan IPO, yaitu KDL sebesar 70%, KTI hingga 49%, dan KBS hingga 49%. Hal ini sesuai dengan Master Restructuring Agreement (MRA) di mana MRA KDL sebenarnya 100%, namun KRAS memegang 30%.
Target IPO anak perusahaan PT Krakatau Steel adalah sebesar US$100-200 juta, sedangkan target dana dari Right Issue sekitar US$200 juta, yang terdiri dari 20% saham yang telah mendapat persetujuan dari DPR.