BeritaInvestor.id – Saham milik maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), mengalami lonjakan yang signifikan dan telah mencapai titik Auto Reject Atas (ARA) pada sesi perdagangan pertama pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Pukul 10:09 WIB, saham GIAA melonjak 10% ke harga Rp 88 per saham, bahkan telah mencapai batas ARA. Volume transaksi saham GIAA telah mencapai 2.054 kali dengan total volume 155,89 juta lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp 13,62 miliar. Kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 8,05 triliun.
Pada pukul 10:09 WIB, pada order beli dengan harga Rp 88 per saham, terdapat antrian beli sekitar 1,3 juta lot atau sekitar Rp 11,5 miliar. Di sisi lain, pada order jual, belum ada antrian terlihat, menandakan bahwa saham GIAA sudah mencapai ARA. Ini berarti saham GIAA telah mencapai ARA selama dua hari berturut-turut.
Peningkatan signifikan saham GIAA ini terkait dengan rencana merger antara Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air, anak perusahaan BUMN di sektor penerbangan.
Menteri BUMN, Erick Thohir, berencana untuk menggabungkan tiga maskapai tersebut untuk mencapai efisiensi, mirip dengan program yang telah diterapkan pada Pelindo. Langkah ini diambil untuk mengurangi biaya logistik di Indonesia, mendukung dunia bisnis, dan mengoptimalkan sektor transportasi udara nasional.
Erick Thohir menjelaskan bahwa rencana penyelamatan Garuda Indonesia melalui restrukturisasi menjadi salah satu langkah paling rumit dalam sejarah penyelamatan korporasi di Indonesia. Tujuan dari merger ini adalah untuk memastikan Indonesia tetap memiliki maskapai nasional jika Garuda Indonesia mengalami kesulitan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang melakukan diskusi intensif terkait rencana merger ini. Pihaknya menyambut positif rencana ini dan tengah menjelajahi peluang sinergi bisnis yang dapat mengoptimalkan profitabilitas dan menguatkan ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor