BeritaInvestor.id – Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), juga dikenal sebagai Harita Nickel, akhirnya mengalami rebound dan berhasil menembus level Rp 900 setelah mengalami penekanan dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, saham NCKL juga telah mengalami oversold di area pivot.
“Selama saham NCKL bertahan di level Rp 870, terdapat potensi rebound. Trading buy dapat dilakukan di level Rp 870 atau menunggu konfirmasi rebound ke level Rp 900,” demikian catatan analisis teknikal saham NCKL yang ditulis oleh Phintraco Sekuritas pada Kamis (13/7/2023).
Target harga pertama untuk saham NCKL adalah Rp 980, sementara target harga kedua adalah Rp 1.030. Stop loss ditempatkan di level Rp 825 atau Rp 860, tergantung pada level masuk dan toleransi risiko.
[tv-chart symbol=”IDX:NCKL” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Sebelumnya, Harita Nickel yang dimiliki oleh Lim Hariyanto Wijaya Sarwono mengeluarkan dana sebesar Rp 5,83 triliun untuk melunasi utang perusahaan, kebutuhan modal, serta keperluan anak usaha dan entitas asosiasi. Dana besar tersebut diperoleh melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Direktur Harita Nickel, Suparsin D Liwan, dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Rabu (12/7/2023), menjelaskan bahwa perseroan memperoleh dana sebesar Rp 9,98 triliun dari IPO, dengan biaya sebesar Rp 287,02 miliar. Dengan demikian, Harita Nickel memperoleh dana bersih dari IPO sebesar Rp 9,7 triliun.
Dari jumlah tersebut, Harita Nickel menggunakan dana sebesar Rp 825 miliar untuk melunasi seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya. Perseroan juga membayar seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan sebesar Rp 893,28 miliar.
Selain itu, emiten NCKL juga melunasi seluruh utang kepada OCBC Ltd dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) masing-masing sebesar Rp 2,21 triliun dan Rp 130,74 miliar. NCKL juga menggunakan dana sebesar Rp 40,7 miliar untuk keperluan belanja modal. Selanjutnya, sebesar Rp 1,33 triliun digunakan untuk setoran modal dan pinjaman kepada entitas asosiasi dan anak usaha, serta Rp 389,6 miliar untuk modal kerja.
Dengan penggunaan dana hasil IPO sebesar Rp 5,83 triliun, menurut Suparsin, perseroan masih memiliki dana dari IPO sebesar Rp 3,87 triliun. Dana tersebut tersimpan dalam giro di Bank Permata sebesar Rp 1,5 triliun, Bank Mandiri sebesar Rp 2,09 triliun, dan Bank OCBC NISP sebesar Rp 292,8 miliar, dengan tingkat bunga mencapai 5%.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor