BeritaInvestor.id -Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) diprediksi bakal bergairah di tahun 2024. Hal ini seiring dengan berakhirnya era suku bunga tinggi di dunia.
Bank investasi global JP Morgan menilai, suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) telah mencapai puncak di level 6%. Maka dari itu, BI menahan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur, November silam, seiring inflasi yang terkendali dan rupiah mulai stabil.
JP Morgan percaya, BI akan menurunkan suku bunga 50 bps pada semester II-2024 menjadi 5,5%. Tren pembalikan BI7DRR sejalan dengan pergerakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS), Federal Funds Rate (FFR). Ekonom JP Morgan kini memprediksi FFR dipangkas 100 bps semester II tahun depan sehingga mencapai 4,5% pada akhir tahun.
“Jika prediksi ini terjadi, investasi di aset jangka panjang dan yang sensitif suku bunga akan menarik,” tulis JP Morgan dalam risetnya, dikutip Senin (4/12/2023).
Saham-saham teknologi, seperti GOTO, EMTK, dan BUKA, diprediksi akan menjadi salah satu yang paling diuntungkan dari penurunan suku bunga. Pasalnya, ketiga perusahaan tersebut memiliki beban bunga yang cukup besar.
Selain itu, penurunan suku bunga juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat. Hal ini akan berdampak positif terhadap pendapatan ketiga perusahaan tersebut.
“Saham-saham teknologi, seperti GOTO, EMTK, dan BUKA, akan menjadi pilihan menarik bagi investor di tahun 2024,” ujar analis JP Morgan, Christopher Wood.
Selain saham-saham teknologi, saham-saham lain yang juga diprediksi akan bergairah di tahun 2024 adalah:
- Bank digital, seperti ARTO
- Pengembang properti, seperti CTRA dan PWON
- Pemain nikel yang sedang dalam fase pengembangan awal, seperti MDKA dan MBMA
- Bank besar, seperti BBRI
Hal ini dikarenakan, saham-saham tersebut juga sensitif terhadap suku bunga.
Secara keseluruhan, prospek pasar saham Indonesia di tahun 2024 diperkirakan akan cukup cerah. Hal ini didukung oleh pemulihan ekonomi global dan domestik, serta kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor