BeritaInvestor.id – Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang diadakan Jumat, 21 Juni 2024, pemegang saham menyetujui penjualan sebagian saham SSIA di PT Suryacipta Swadaya (SCS) serta penerbitan saham baru oleh SCS. Dalam rapat tersebut, SSIA juga menandatangani Akta Jual Beli Saham dan Akta Persetujuan Pemegang Saham untuk Penerbitan Saham Baru yang diambil oleh PT Puri Bumi Lestari (PBL) dengan total nilai Rp3,1 triliun.
Langkah Penting untuk Pengembangan Bisnis
Presiden Direktur SSIA, Johannes Suriadjaja, menyatakan bahwa persetujuan transaksi ini merupakan langkah strategis dalam mempercepat pengembangan bisnis perusahaan. “Dengan penandatanganan transaksi ini, kami akan menerima 90% dari nilai transaksi atau sekitar Rp2,8 triliun,” ungkap Johannes.
Pengaruh terhadap Kawasan Industri Subang Smartpolitan
Dana dari penjualan saham dan penerbitan saham baru ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan Kawasan Industri Subang Smartpolitan, menjadikannya lebih menarik bagi calon pembeli. Dengan masuknya PBL sebagai investor strategis, struktur permodalan SCS akan lebih kuat, mengurangi utang bank dan menurunkan biaya bunga, sehingga SCS menjadi lebih kompetitif.
Rencana Pembayaran Utang
Setelah menerima dana dari transaksi ini, SCS berencana mempercepat pelunasan utang kepada Bank Mandiri sebesar Rp446 miliar dan kepada Bank Sindikasi sebesar Rp1 triliun. SSIA juga mencatat minat yang tinggi dari investor, terutama dari China, di kawasan industri Suryacipta City of Industry di Karawang dan Subang Smartpolitan. Target penjualan pemasaran untuk kedua kawasan ini dinaikkan dari 65 hektar menjadi 184 hektar, dengan perkiraan nilai penjualan Rp2,2 triliun.
Proyeksi Pendapatan dan Laba
Jika target penjualan tercapai dan diakui tahun ini, pendapatan konsolidasi SSIA FY24 diperkirakan naik 23% menjadi Rp5,6 triliun, dan laba bersih meningkat 182% menjadi Rp500 miliar. Pada kuartal I 2024, SCS melaporkan pendapatan sebesar Rp146,8 miliar, naik 85,8% dibandingkan Rp79,0 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh lonjakan penjualan tanah sebesar 1.192,2% menjadi Rp67,6 miliar dari Rp5,2 miliar pada kuartal I 2023.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor