BeritaInvestor.id – Rupiah kembali mengalami tekanan pada hari ini, Rabu (8/5/2024), terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa (cadev) yang menunjukkan penurunan cukup signifikan. Pelemahan rupiah ini perlu diwaspadai dan dipantau dengan cermat, karena dapat berdampak pada berbagai sektor dalam perekonomian Indonesia.
Pergerakan Rupiah Hari Ini:
- Penutupan hari ini: Rupiah stagnan di Rp16.040/US$, tidak berubah dari hari sebelumnya.
- Pergerakan mingguan: Rupiah terdepresiasi 0,25% dibandingkan pekan lalu.
Faktor Pendorong Pelemahan:
- Penurunan cadangan devisa: BI melaporkan bahwa cadev per April 2024 turun menjadi US$136,2 miliar, lebih rendah dari perkiraan US$138 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pembayaran utang luar negeri dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
- Ketidakpastian pasar keuangan global: Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global membuat investor kurang yakin untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga menekan nilai tukar rupiah. Ketidakpastian ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti perang di Ukraina, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, dan potensi resesi global.
Dampak Pelemahan Rupiah:
Meningkatnya biaya impor: Pelemahan rupiah dapat menyebabkan impor menjadi lebih mahal, berpotensi mendorong inflasi. Hal ini dapat membebani sektor industri dan konsumen, serta menghambat pertumbuhan ekonomi.
Tekanan pada daya beli masyarakat: Inflasi yang lebih tinggi dapat menekan daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah. Hal ini dapat memperparah kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Potensi keluarnya modal asing: Investor asing mungkin memilih untuk menarik modalnya dari Indonesia jika rupiah terus melemah. Hal ini dapat memperburuk kondisi pasar keuangan domestik dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Upaya BI:
Intervensi pasar: BI dapat melakukan intervensi pasar dengan membeli atau menjual rupiah di pasar valas untuk menstabilkan nilai tukar. BI telah melakukan intervensi pasar beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, dan hal ini kemungkinan akan terus dilakukan jika rupiah terus melemah.
Kebijakan moneter: BI dapat menaikkan suku bunga acuannya untuk menarik investasi dan memperkuat rupiah. Kenaikan suku bunga dapat membantu memperlambat inflasi dan menarik kembali modal asing. Namun, hal ini juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor