BeritaInvestor.id – Kinerja Rupiah di Tengah Dolar AS yang Menguat Rupiah tidak berhasil menguat meskipun ada banyak berita positif dari dalam negeri. Pada pembukaan perdagangan hari ini, saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menentukan kebijakan suku bunga, rupiah spot dibuka melemah 0,12% menjadi Rp16.235/US$. Pelemahan ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pagi ini, hampir semua mata uang Asia mengalami pelemahan, dengan peso menduduki posisi terburuk, turun 0,31%, diikuti rupiah dengan penurunan 0,25%. Indeks Dolar AS juga menguat 0,23% ketika pasar Asia dibuka, mendekati zona 107. Sentimen dari Federal Reserve turut berpengaruh. Christopher Waller dari Fed mengungkapkan bahwa data ekonomi AS saat ini mendukung penahanan suku bunga. Dia juga mengindikasikan bahwa data inflasi baru yang akan diumumkan bisa menambah kekhawatiran terkait inflasi. Rupiah bergerak menuju level support di Rp16.250/US$ dan bisa melemah lebih jauh hingga Rp16.300/US$. Support terkuat untuk rupiah ada di Rp16.400/US$, sedangkan resistance terdekat di Rp16.180/US$. Jika rupiah berhasil menembus resistance ini, target selanjutnya bisa mencapai Rp16.000/US$. Meski ada tekanan eksternal, masih ada harapan untuk rupiah. Arus modal asing mulai kembali masuk ke pasar saham dengan net buy sebesar Rp1,07 triliun, menjadi pencapaian terbesar sejak 17 Oktober. Di sisi lain, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 wajibkan eksportir menyimpan 100% Devisa Hasil Ekspor dalam negeri selama 12 bulan, suatu langkah yang diperkirakan akan memperkuat rupiah. Juga, surplus neraca dagang Indonesia meningkat signifikan menjadi US$ 3,45 miliar, jauh di atas prediksi pasar sebesar US$ 1,77 miliar, dan lebih baik dari bulan sebelumnya yang hanya US$ 1,24 miliar.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.