BeritaInvestor.id – Rupiah mengalami tekanan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Dalam waktu kurang dari satu jam sejak perdagangan dibuka, rupiah anjlok 2,27% ke level psikologis baru Rp16.200/US$.
Posisi rupiah saat ini merupakan yang terlemah sejak 6 April 2020, atau sekitar empat tahun terakhir sejak pandemi Covid-19.
Faktor Pendorong Pelemahan Rupiah:
- Penguatan Indeks Dolar AS (DXY): DXY naik 0,12% ke angka 106,33, menunjukkan penguatan dolar AS selama enam hari berturut-turut. Hal ini menggambarkan perpindahan arus dana global ke pasar AS, terutama pasar obligasi, karena yield obligasi AS meningkat dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menjadi tidak pasti.
- Meningkatnya Permintaan Dolar AS Domestik: Permintaan dolar AS di dalam negeri meningkat untuk impor BBM dan bahan pangan, terutama menjelang Lebaran. Selain itu, harga komoditas global untuk energi dan pangan juga tengah menanjak.
- Risiko Eksternal: Serangan udara Iran ke Israel pada 13 April 2024 menimbulkan kekhawatiran di pasar akan perang yang lebih besar di Timur Tengah, memicu ketidakpastian dan mendorong pelaku pasar ke aset safe haven seperti dolar AS.
Dampak Pelemahan Rupiah:
- Meningkatnya Biaya Impor: Pelemahan rupiah membuat impor menjadi lebih mahal, berpotensi mendorong inflasi.
- Tekanan pada Daya Beli Masyarakat: Inflasi yang meningkat dapat menekan daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah.
- Ketidakpastian bagi Pelaku Usaha: Ketidakpastian nilai tukar dapat mengganggu perencanaan bisnis dan investasi.
Upaya Pemerintah:
- Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar valas: BI dapat membeli rupiah dan menjual dolar AS untuk menstabilkan nilai tukar.
- Pemerintah mendorong peningkatan ekspor: Peningkatan ekspor dapat membantu meningkatkan permintaan terhadap rupiah dan memperkuat nilai tukarnya.
Pemerintah menjaga stabilitas ekonomi makro: Kebijakan fiskal dan moneter yang prudent dapat membantu menjaga kepercayaan investor dan stabilitas rupiah.Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor