BeritaInvestor.id – Rupiah Indonesia kembali terpukul oleh tekanan arus keluar modal asing dan peningkatan risiko investasi sebesar 17%. Pada pasar offshore, nilai rupiah NDF stabil di Rp16.535/US$ setelah melemah pekan lalu ke level terendah dalam satu tahun. Data Bloomberg menunjukkan premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun melonjak menjadi 92,53, tertinggi sejak November 2023.
Outflow Modal Asing Membebani Rupiah
Investor asing terus menjual saham senilai US$432 juta pekan lalu, membuat rupiah jadi mata uang terlemah di Asia. Meski net buy surat utang masih terjadi sebesar Rp6,34 triliun, tekanan jual di pasar saham mengisyaratkan potensi pelemahan lebih lanjut hingga Rp16.700/US$ jelang libur Lebaran.
Kenaikan Risiko Investasi 17% Tandai Ketidakpastian Ekonomi
Premi CDS Indonesia naik 11% dalam seminggu, sekaligus meroket 17,4% month-to-date—tingkat kenaikan bulanan terbesar sejak September 2022. Hal ini menunjukkan investor khawatir terhadap kebijakan ekonomi dan politik yang tidak jelas.
Moody’s Pertahankan Peringkat Baa2, Tetapi Ancaman Fiskal Muncul
Lembaga pemeringkat Moody’s mempertahankan peringkat utang Indonesia pada level investment grade Baa2 dengan outlook stabil. Namun, laporan mereka menyebut kelemahan fiskal karena basis pendapatan rendah serta ketidakpastian dari keputusan pemerintah menunda kenaikan PPN 12%.
Fitch Peringatkan Defisit Fiskal Meningkat
Fitch Ratings memproyeksikan defisit Indonesia naik menjadi 2,5% PDB tahun ini karena kerugian pendapatan hingga 0,3% PDB akibat kebijakan pajak. Efisiensi belanja pemerintah juga dinilai berisiko gagal.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.