Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Rupiah Terpukul Outflow Asing dan Risiko Investasi RI Naik 17%

by Tim Redaksi
25, March, 2025
in Ekonomi
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Rupiah Indonesia kembali terpukul oleh tekanan arus keluar modal asing dan peningkatan risiko investasi sebesar 17%. Pada pasar offshore, nilai rupiah NDF stabil di Rp16.535/US$ setelah melemah pekan lalu ke level terendah dalam satu tahun. Data Bloomberg menunjukkan premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun melonjak menjadi 92,53, tertinggi sejak November 2023.

Outflow Modal Asing Membebani Rupiah
Investor asing terus menjual saham senilai US$432 juta pekan lalu, membuat rupiah jadi mata uang terlemah di Asia. Meski net buy surat utang masih terjadi sebesar Rp6,34 triliun, tekanan jual di pasar saham mengisyaratkan potensi pelemahan lebih lanjut hingga Rp16.700/US$ jelang libur Lebaran.

Kenaikan Risiko Investasi 17% Tandai Ketidakpastian Ekonomi
Premi CDS Indonesia naik 11% dalam seminggu, sekaligus meroket 17,4% month-to-date—tingkat kenaikan bulanan terbesar sejak September 2022. Hal ini menunjukkan investor khawatir terhadap kebijakan ekonomi dan politik yang tidak jelas.

Moody’s Pertahankan Peringkat Baa2, Tetapi Ancaman Fiskal Muncul
Lembaga pemeringkat Moody’s mempertahankan peringkat utang Indonesia pada level investment grade Baa2 dengan outlook stabil. Namun, laporan mereka menyebut kelemahan fiskal karena basis pendapatan rendah serta ketidakpastian dari keputusan pemerintah menunda kenaikan PPN 12%.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Fitch Peringatkan Defisit Fiskal Meningkat
Fitch Ratings memproyeksikan defisit Indonesia naik menjadi 2,5% PDB tahun ini karena kerugian pendapatan hingga 0,3% PDB akibat kebijakan pajak. Efisiensi belanja pemerintah juga dinilai berisiko gagal.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

Bursa Asia Optimis Naik, Tarif AS dan Tekanan Inflasi Menyusut

Next Post

IHSG Terpukul 1,55%: Rekomendasi Saham untuk Selasa (25/3/2025)

Next Post

IHSG Terpukul 1,55%: Rekomendasi Saham untuk Selasa (25/3/2025)

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor