BeritaInvestor.id – Rupiah telah mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) ke Istana Negara. Data dari Refinitiv menunjukkan bahwa mata uang Garuda ditutup pada angka Rp15.845/US$ atau menguat sebesar 0,53% selama perdagangan pada Selasa (24/10/2023). Penguatan ini mengakhiri tren pelemahan rupiah yang berlangsung selama empat hari berturut-turut sejak 18 Oktober 2023.
Penguatan rupiah terjadi setelah Jokowi mengumpulkan anggota KSSK di Istana Negara untuk memberikan pembaruan tentang situasi ekonomi global yang terus berkembang. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani, didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, hadir untuk membahas perkembangan terbaru.
KSSK diharapkan akan merilis paket kebijakan untuk mengatasi tantangan ekonomi saat ini, terutama yang dipengaruhi oleh perubahan global yang berdampak pada ekonomi dan pasar keuangan Indonesia.
Sri Mulyani menyatakan, “Kami akan terus menyelaraskan kebijakan moneter dan fiskal sehingga dampak dari situasi yang berasal dari negara seperti Amerika Serikat dapat dikelola dan diminimalkan, baik pada nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun stabilitas sistem keuangan.”
Seiring dengan perkembangan ini, ada potensi bahwa rupiah akan terus menguat pada hari ini, Rabu (25/10/2023), karena tidak banyak data ekonomi penting yang akan mempengaruhi pergerakan mata uang. Di samping itu, tindakan BI terkait kenaikan suku bunga dan stimulus yang diberikan telah mulai mendapat respon positif dari pasar.
Penguatan ini juga tercermin dalam kinerja pasar saham, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 0,92% pada Selasa (25/10/2023), sejalan dengan ekspektasi pasar yang mengantisipasi aliran modal baru karena dimulainya musim penerbitan laporan keuangan kuartal III-2023.
Secara teknikal, rupiah menunjukkan tanda-tanda penguatan dengan berhasil menembus garis rata-rata selama 20 jam dan 50 jam (Moving Average/MA 20 dan MA50). Penutupan perdagangan kemarin juga menunjukkan rupiah yang semakin menjauhi level Rp15.900/US$. Area penguatan terdekat yang mungkin diuji adalah pada posisi Rp15.820/US$, yang berdekatan dengan garis rata-rata selama 100 jam (MA100) dan dapat menjadi target terdekat untuk penguatan rupiah. Namun, tetap perlu diingat bahwa tren rupiah secara keseluruhan masih cenderung melemah, sehingga pelaku pasar harus tetap waspada terhadap potensi pembalikan arah menuju level psikologis Rp15.900/US$.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor