BeritaInvestor.id – Pagi ini, rupiah mulai menguat meski banyak mata uang Asia lainnya masih melemah akibat pengaruh dolar Amerika Serikat yang kuat. Data dari Bloomberg menunjukkan rupiah spot dibuka 0,13% lebih baik di level Rp16.379/US$, tetapi kemudian sedikit turun menjadi Rp16.390/US$. Hanya ada tiga mata uang Asia yang berhasil menguat hari ini, termasuk baht yang naik 0,15% dan peso Filipina yang naik 0,04%. Sementara itu, yen Jepang melemah hingga 0,15%, dan beberapa mata uang seperti yuan, dolar Singapura, dan woni juga mengalami penurunan. Indeks dolar AS kembali naik, mencapai sekitar 103,4.
Melemahnya IHSG Menekan Rupiah
Penguatan rupiah yang tampak awalnya mulai terkikis seiring dengan terus berlanjutnya tekanan jual di pasar saham domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 0,21% dan semakin tertekan hingga 1,1% pada level 6.394.
Pergerakan Di Pasar Obligasi
Di pasar surat utang, harga sebagian besar obligasi negara juga tertekan dengan kenaikan imbal hasil untuk berbagai tenor. Yield untuk tenor 1 tahun naik 1,2 basis poin, sementara tenor 5 tahun naik 0,7 basis poin, dan tenor acuan 10 tahun sedikit menguat menjadi 7,00%.
Proyeksi Pergerakan Rupiah
Awalnya, rupiah berhasil menembus resistance di Rp16.380/US$, namun penurunan IHSG mengurangi penguatan ini. Level optimis berikutnya ada di Rp16.350/US$, sedangkan level support pertama di Rp16.440/US$. Jika level ini terlewati, rupiah bisa turun lebih jauh ke Rp16.500/US$ dan Rp16.550/US$.
Hari ini, Bank Indonesia memulai rapat selama dua hari untuk membahas kebijakan suku bunga yang akan datang dan juga mengevaluasi kondisi ekonomi terkini. Prediksi pasar mengarah pada keputusan untuk menahan BI rate demi mendukung kestabilan rupiah di tengah banyaknya sentimen negatif.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.