BeritaInvestor.id – Pada hari Jumat (28/6/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) mengalami penguatan tipis di tengah berbagai sentimen global dan domestik. Rupiah ditutup di level Rp16.395/USD, menguat sebesar 0,03% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Penguatan ini terjadi setelah beberapa hari sebelumnya rupiah sempat melemah di atas Rp16.400/USD.
Sentimen Global dan Domestik
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menyatakan bahwa pergerakan rupiah saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen negatif global. Faktor utama adalah tingginya tensi geopolitik dan tren suku bunga acuan yang tinggi di negara-negara maju.
“Sentimen negatif global yang masih kuat, terutama terkait suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Fed Fund Rate yang diprediksi tidak akan turun secara cepat pada tahun ini, masih menjadi sorotan pelaku pasar keuangan,” ujar Febrio.
Fundamental Ekonomi Domestik
Meski begitu, Febrio menegaskan bahwa fundamental ekonomi domestik Indonesia masih cukup kuat. Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 49 bulan berturut-turut, dengan surplus terbaru pada Mei 2024 sebesar US$2,93 miliar. “Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekspor-impor Indonesia masih cukup baik,” kata Febrio.
Langkah Stabilitas dari Pemerintah dan Bank Indonesia
Pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, termasuk intervensi dari Bank Indonesia (BI) di pasar valuta asing. “BI terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah, sehingga diharapkan rupiah dapat terjaga di level yang wajar,” ujar Febrio.
Kepastian Fiskal 2025
Kekhawatiran pelaku pasar terhadap kesinambungan fiskal tahun 2025 tampaknya mulai mereda setelah pemerintah dan tim sinkronisasi Presiden Terpilih Prabowo Subianto memastikan bahwa APBN 2025 akan tetap dijalankan secara prudent. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga defisit APBN di bawah 3% terhadap PDB dan rasio utang terhadap PDB di bawah 60%.
Prospek ke Depan
Secara keseluruhan, pergerakan rupiah dalam beberapa hari ke depan masih akan dipengaruhi oleh sentimen global dan domestik yang beragam. Investor perlu mencermati perkembangan situasi global, seperti kebijakan moneter bank sentral AS, serta kondisi ekonomi domestik, seperti neraca perdagangan dan inflasi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor