BeritaInvestor.id – Hari ini, rupiah menunjukkan kekuatan luar biasa sebagai mata uang terbaik di Asia, menguat 0,64% menjadi Rp16.340/US$ dan ditutup dengan penguatan 0,80% di level Rp16.313/US$. Ini adalah penguatan terbesar di kawasan Asia. Selain rupiah, mata uang lain juga menguat, seperti peso yang naik 0,72%, ringgit 0,67%, dan won 0,58%. Namun, yuan offshore melemah 0,14%.
Kenaikan IHSG dan Obligasi
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 2,4%, kembali berada di atas 6.500, dengan penutupan di sekitar 6.521. Di pasar obligasi, sebagian besar harga obligasi negara menunjukkan penguatan setelah sebelumnya tertekan. Semua tenor menunjukkan penurunan imbal hasil, dengan yield 5Y turun 2,2 basis poin menjadi 6,612%, sementara yield 10Y sedikit naik ke 6,867%.
Harapan Stimulus Ekonomi
Rebound ini didorong oleh spekulasi bahwa Pemerintahan Donald Trump mungkin akan memperlonggar kebijakan tarif terhadap beberapa negara, yang telah memicu aksi jual di pasar. Selain itu, ada ekspektasi terhadap lebih banyak stimulus dari Pemerintah Tiongkok, yang menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5% untuk tahun 2025. Defisit fiskal Tiongkok juga diperkirakan akan mencapai 4% dari PDB, tertinggi dalam lebih dari tiga dekade. Raymond Yeung, kepala ekonom untuk China Raya, mengungkapkan bahwa ini mencerminkan tekad otoritas untuk mendukung pertumbuhan di tengah ketidakpastian eksternal.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.