BeritaInvestor.id – Rupiah menguat pagi ini saat indeks dolar Amerika Serikat (AS) mencapai level terendah dalam tiga bulan. Rupiah spot dibuka menguat 0,15% di level Rp16.420/US$ dan kini naik lebih jauh ke Rp16.415/US$. Kenaikan rupiah diikuti oleh mata uang lain di kawasan Asia, dengan peso menguat 0,33%, ringgit 0,31%, dan baht 0,28%. Sementara itu, beberapa mata uang seperti yuan offshore dan dolar Singapura justru melemah.
Pergerakan Pasar Saham dan Obligasi
Penguatan rupiah terjadi bersamaan dengan kenaikan indeks saham yang berbalik arah dan menunjukkan kenaikan lebih dari 1% di awal transaksi. Namun, harga obligasi kebanyakan tertekan dengan imbal hasil yang meningkat, mengikuti tren pasar global.
Peluang Penguatan Rupiah
Secara teknikal, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan menuju level Rp16.400/US$, dengan target menuju Rp16.380/US$ hingga Rp16.350/US$ jika berhasil menembus resistensi. Jika rupiah melemah, perhatian bisa diarahkan pada level Rp16.470/US$ dan Rp16.500/US$ sebagai support.
Kondisi Perdagangan Global
Penguatan rupiah terjadi di tengah ketidakpastian perdagangan global, terutama terkait kebijakan tarif AS yang memunculkan ketegangan, termasuk tarif baru dari China dan Kanada. Dinas Perdagangan AS memberi sinyal kemungkinan pengurangan tarif pada beberapa produk dari Meksiko dan Kanada.
Indeks Dolar AS Melemah
Hari ini, indeks dolar AS dibuka turun di level 105,61, setelah sebelumnya melemah hampir 1%. Ini merupakan level terendah indeks dolar sejak Desember lalu.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.