BeritaInvestor.id – Rupiah berhasil menguat sedikit di pasar valuta asing pada Kamis ini, menutup transaksi dengan kenaikan 0,07% di level Rp16.355/US$. Meskipun masih belum mampu menembus level resistance di Rp16.340/US$, penguatan ini terjadi berkat optimisme pasar Asia setelah munculnya berita mengenai kemungkinan berakhirnya perang Ukraina yang dimulai pada tahun 2022.
Kondisi Mata Uang Asia yang Positif
Semua mata uang di Asia menunjukkan penguatan, dengan baht Thailand memimpin naik 0,64%, diikuti oleh won Korea 0,36%, dolar Singapura 0,33%, peso Filipina 0,23%, dan yuan Cina yang masing-masing meningkat 0,21% dan 0,20%. Walaupun rupiah menguat, kenaikannya relatif minim dan hanya sedikit lebih baik dari yen Jepang 0,06% dan dolar Hong Kong 0,01%.
Dampak Berita Perdamaian
Indeks dolar AS tercatat melemah menjadi 107,60 setelah imbal hasil Treasury sedikit turun dalam sesi Asia. Sentimen positif muncul setelah Presiden AS, Donald Trump, setuju untuk berdiskusi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengenai negosiasi untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun. Jika perang berakhir, hal ini dapat menguntungkan negara-negara pengimpor minyak dan mungkin meredakan lonjakan harga komoditas.
Perkembangan Yield Treasury dan IHSG
Sementara itu, imbal hasil Treasury berbalik turun setelah sebelumnya mengalami kenaikan besar setelah data inflasi CPI AS lebih tinggi dari yang diperkirakan. Para investor kini menantikan rilis inflasi PPI yang akan datang. Dengan berbaliknya yield Treasury, tekanan pada harga obligasi Indonesia terbatas, meskipun mayoritas kurva menunjukkan kenaikan yield yang minimal. Pada menjelang penutupan, IHSG masih berada di zona merah dengan penurunan 0,70% di level 6.599.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.