BeritaInvestor.id – Rupiah kembali melemah pagi ini, mencapai Rp16.380/US$, tertekan oleh sentimen negatif pasar global setelah data inflasi dari Amerika Serikat menunjukkan kenaikan yang mengecewakan. Harapan untuk adanya pemangkasan suku bunga semakin memudar, membuat para investor khawatir.
Rupiah dan IHSG di Zona Merah
Rupiah yang dibuka melemah sekitar 0,08%, juga dipengaruhi oleh penurunan IHSG yang mulai turun 0,13% setelah rebound sebelumnya. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya imbal hasil obligasi negara Indonesia. Pelaku pasar melihat adanya kenaikan imbal hasil surat utang AS yang mempengaruhi pasar lokal.
Pelemahan Rupiah di Antara Mata Uang Asia
Hari ini, rupiah tertekan, bersama dengan peso Filipina yang turun 0,21%. Sementara itu, mata uang lain seperti baht Thailand dan yen Jepang justru menguat. Indeks dolar AS juga terlihat melemah, stabil di kisaran 107,85.
Level Support Penting untuk Rupiah
Secara teknikal, jika rupiah melewati level support Rp16.400/US$, ada kemungkinan penurunan lebih lanjut ke Rp16.450/US$. Tekanan ini datang dari menipisnya harapan pasar akan pemangkasan suku bunga Federal Reserve, menyusul data inflasi yang menunjukkan kenaikan di bulan Januari. Inflasi CPI bulan itu naik 0,5% Bulan-ke-Bulan (mom) dari 0,4% sebelumnya. Hasil tahunan juga menunjukkan inflasi meningkat menjadi 3% Year-on-Year (yoy).
Keterangan Dari Federal Reserve
Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa meskipun bank sentral telah membuat kemajuan dalam mengendalikan inflasi, masih banyak yang harus dilakukan. “Kita sudah dekat, tetapi belum mencapai target inflasi,” tuturnya dalam sesi dengan Kongres. Dia menekankan perlunya menjaga kebijakan ketat dengan suku bunga tinggi untuk saat ini.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.