BeritaInvestor.id – Rupiah kembali melemah hingga level Rp16.815/US$ di tengah reli IHSG dan penurunan imbal hasil surat utang negara (SUN). Penguatan pasar finansial ini justru tak menghalangi pelemahan rupiah yang menjadi mata uang paling lemah kedua di Asia hari ini setelah won Korea Selatan. Pelemahan dolar AS yang berada di bawah level 100 tidak banyak memengaruhi tren tersebut.
Keyakinan Konsumen di Tengah Optimisme Pasar
Peningkatan IHSG dan SUN sepanjang hari justru disertai sentimen negatif dalam negeri. Survei menunjukkan tingkat keyakinan konsumen Maret 2024 mencapai level terendah enam bulan (sejak Oktober 2023), dengan masyarakat menyebut kondisi ekonomi saat ini lebih buruk dibandingkan enam bulan lalu. Indeks ekspektasi ekonomi pun anjlok ke titik terendah sejak September 2023, meski masih di zona optimis (>100).
Tekanan Daya Beli dan Utang Konsumen
Rasio tabungan masyarakat menyentuh level 13.8%, nilai terendah lima tahun dan lebih rendah dari masa pandemi (14–20%). Aliran pendapatan untuk konsumsi hanya naik sedikit meski Maret adalah bulan puncak belanja Ramadan/Idulfitri. Utang konsumen malah mencapai level tertinggi tiga bulan, menandakan tekanan keuangan rumah tangga.
Alarm untuk Kebijakan Ekonomi
Pesimisme terhadap lapangan kerja (indeks jatuh di bawah 100) dan daya beli yang lesu makin mengkhawatirkan. Konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia kini berisiko merosot, terutama dalam konteks perang dagang global yang memanas.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.