BeritaInvestor.id – Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,22% di angka Rp15.885/US$ pada hari Senin. Pelemahan ini memperpanjang tren depresiasi rupiah selama tiga hari berturut-turut.
Pada hari Selasa, rupiah sempat bergerak ke level Rp15.900 per dolar AS pada awal perdagangan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah, antara lain:
- Repatriasi dividen dari dalam negeri yang mendorong permintaan dolar AS
- Arus keluar modal asing
- Rilis data inflasi Maret 2024 yang berada di atas ekspektasi pasar
Upaya BI
Edi memastikan bahwa BI terus melakukan intervensi di pasar valas untuk menjaga keseimbangan supply dan demand.
Analisis Ekonom
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai pergerakan rupiah tersebut dipicu oleh:
- Permintaan tinggi dolar AS di dalam negeri untuk kebutuhan impor BBM jelang Lebaran 2024 dan musim pembagian dividen
Myrdal yakin rupiah tidak akan ambles ke area Rp16.000/US$, karena stabilitas eksternal Indonesia masih terjaga dan suku bunga acuan BI Rate masih stabil di level tinggi.
Faktor Lain
- Pembayaran dividen, pembayaran utang, dan impor minyak
- Dana asing keluar dari pasar keuangan domestik, khususnya SRBI dan SBN
- Kuatnya data ekonomi AS, seperti inflasi dan PCE
- Sinyal dari The Fed bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk beberapa waktu ke depan
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor