BeritaInvestor.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini berada di Rp16.200, namun masih berisiko melemah ke depan. Ancaman ini datang dari kebijakan ekonomi dan imigrasi Presiden AS Donald Trump, yang bisa memicu kenaikan inflasi dan suku bunga The Fed.
Faktor Utama: Kebijakan Imigrasi Trump
🔹 Deportasi pekerja upah rendah di AS akan menyebabkan kenaikan biaya tenaga kerja.
🔹 Jika upah naik, inflasi AS bisa kembali meningkat.
🔹 The Fed kemungkinan batal menurunkan suku bunga atau bahkan menaikkannya kembali.
💬 “Kalau inflasi di AS naik, maka The Fed tidak akan mudah menurunkan suku bunga, bahkan mungkin meningkatkannya,” ujar Chatib Basri, Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Jumat (7/2/2025).
Dampak ke Pasar Keuangan & Rupiah
📉 Yield US Treasury naik → Capital Outflow dari Indonesia ke AS
📉 Indeks Dolar AS (DXY) sudah di level 107 dan bisa terus menguat
📉 Rupiah makin tertekan jika dolar terus menguat
Saat ini, Fed fund rate ada di 4,25-4,5%, sedangkan BI rate 5,75% setelah pemangkasan awal tahun. Jika The Fed menaikkan suku bunga lagi, rupiah bisa tertekan lebih dalam.
💬 “Masalahnya adalah strong dollar, ini bisa memukul banyak mata uang dunia, termasuk rupiah,” tegas Chatib.
Outlook
1️⃣ Kebijakan Trump bisa memicu inflasi di AS → The Fed menunda atau menaikkan suku bunga lagi
2️⃣ Yield US Treasury naik → Investor global menarik dana dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia
3️⃣ Dolar AS makin kuat → Rupiah bisa semakin melemah
📍 Jika tren ini berlanjut, rupiah bisa tertekan lebih dalam dalam beberapa bulan ke depan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor