Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Rupiah Makin Terpuruk Setelah Serangan Balik Israel ke Iran

by Tim Redaksi
19, April, 2024
in Ekonomi
0
Rupiah Makin Terpuruk Setelah Serangan Balik Israel ke Iran
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id –  Mata uang Asia mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah menguatnya ekonomi AS dan indeks dolar AS (DXY).

Pelemahan Terparah Rupiah dan Won Korea Selatan

Menurut Refinitiv, mata uang Asia yang mengalami pelemahan terparah adalah rupiah dengan penurunan 0,59% dan won Korea Selatan sebesar 0,55%.

Penguatan Yen Jepang

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Di sisi lain, yen Jepang justru mengalami penguatan sebesar 0,34%.

Penurunan Pasca Serangan Balik Israel ke Iran

Mata uang Asia melemah secara bersamaan setelah Israel dikabarkan melancarkan serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari.

Serangan Balasan dan Aktivasi Sistem Pertahanan Udara Iran

Israel meluncurkan rudal sebagai balasan atas serangan Iran pada Sabtu lalu, di mana Iran mengirimkan lebih dari 300 drone dan rudal tanpa awak ke berbagai target di Israel.

Serangan balasan Israel ini direspons dengan aktivasi sistem pertahanan udara Iran di beberapa kota, termasuk ledakan yang terdengar di dekat pusat kota Isfahan.

Pergeseran Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Pelemahan mata uang Asia juga dipicu oleh pergeseran ekspektasi pelaku pasar terkait pemangkasan suku bunga The Fed.

Awalnya, pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga pada Maret 2024, kemudian bergeser ke April, dan hingga saat ini diprediksikan baru akan terjadi pada September 2024, atau bahkan hanya sekali pada akhir tahun.

Alasan Pergeseran Ekspektasi

Pergeseran ekspektasi ini terjadi karena data menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat.

Chairman The Fed Jerome Powell pun mengindikasikan bahwa tingkat kebijakan saat ini kemungkinan besar akan tetap berlaku sampai inflasi mendekati target 2%.

Inflasi AS Melonjak

Inflasi AS sendiri melonjak 3,5% (year on year/yoy) pada Maret 2024, dibandingkan 3,2% pada Februari 2024.

Tanggapan Pemerintah Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah akan terus memonitor nilai tukar rupiah dan tidak perlu khawatir karena Cadangan Devisa (Cadev) Bank Indonesia masih besar.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS) Destry Damayanti meyakini bahwa fundamental ekonomi domestik tidak bermasalah dan BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5%.

Inflasi juga diyakini akan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%, dengan realisasi 0,52% (month to month/mtm) pada Maret 2024, sehingga secara tahunan menjadi 3,05% (yoy).


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: DolarIranIsraelMata uangPerang Timur Tengahrupiah
Previous Post

Apple akan Investasi di Indonesia, ERAA Bisa Diuntungkan atau Buntung?

Next Post

Serangan Israel ke Iran Buat IHSG Terjun Bebas, Bursa Asia Lainnya Juga Tertekan

Next Post
Serangan Israel ke Iran Buat IHSG Terjun Bebas, Bursa Asia Lainnya Juga Tertekan

Serangan Israel ke Iran Buat IHSG Terjun Bebas, Bursa Asia Lainnya Juga Tertekan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor