BeritaInvestor.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat signifikan pada Jumat pagi (23/1/2025), terdorong sentimen pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) usai pernyataan Presiden AS Donald Trump. Data Bloomberg mencatat, rupiah di pasar spot exchange menguat 65 poin (0,4%) ke level Rp16.218,5 per dolar AS pada pukul 09.11 WIB. Sebelumnya, rupiah ditutup melemah di level Rp16.283 per dolar AS pada perdagangan Kamis (22/1/2025).
Sementara itu, indeks dolar AS melemah ke level 108,13, mendekati posisi terendah dua minggu dan mencatatkan penurunan lebih dari 1% dalam sepekan terakhir. Ini menjadi kinerja terlemah indeks dolar dalam dua bulan terakhir.
Pernyataan Trump Jadi Penggerak Pasar
Presiden AS Donald Trump, dalam konferensi video di World Economic Forum di Davos, Swiss, mengisyaratkan keinginannya untuk menurunkan suku bunga dan menekan harga minyak global. “Saya akan menuntut agar suku bunga segera diturunkan,” ungkap Trump pada Kamis (22/1/2025).
Pernyataan tersebut memperkuat ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed. Selain itu, ketidakpastian mengenai rencana tarif Trump juga membuat dolar defensif, memengaruhi imbal hasil obligasi AS.
Imbal Hasil Obligasi AS Naik
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun tercatat naik tipis ke 4,637% selama jam perdagangan Asia. Meski demikian, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan level tertinggi dalam 14 bulan terakhir sebesar 4,809% yang tercatat pekan lalu.
Ahli strategi suku bunga Asia-Pasifik TD Securities, Prashant Newnaha, menjelaskan, “Trump dikenal mendukung suku bunga rendah, dan pernyataannya semakin menekan The Fed.”
Meski demikian, analis pasar senior City Index, Matt Simpson, mengingatkan bahwa data ekonomi AS saat ini tidak memungkinkan pelonggaran besar-besaran tanpa memicu lonjakan inflasi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor