BeritaInvestor.id – Pada pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), rupiah menguat 0,10% terhadap dolar AS ke level Rp 15.000/US$1. Hal ini berbeda dari penutupan perdagangan kemarin yang melemah 0,17% ke angka Rp 15.015/US$1. Meskipun The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25-5,5%, rupiah tetap menguat karena peluang kenaikan ke depan masih terbuka tergantung pada perkembangan data ekonomi.
Kondisi ini memberikan kejelasan terhadap mata uang Garuda dan diharapkan meningkatkan stabilitas ekonomi. Chairman The Fed, Jerome Powell, menjelaskan bahwa keputusan suku bunga akan sangat tergantung pada data yang berkembang dan masih ada peluang bagi The Fed untuk menahan suku bunga jika datanya mendukung.
[tv-chart symbol=”USDIDR” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Belum adanya kejelasan kebijakan The Fed ke depan akan berdampak pada investor yang tidak akan terlalu berani mengalirkan dananya ke pasar Emerging Markets seperti Indonesia. Ketidakpastian ini bisa membuat bursa saham dan Surat Berharga Negara (SBN) rentan ditinggalkan investor sehingga melemah.
Namun, para ahli memproyeksikan jika The Fed akan menahan suku bunga pada September, hal ini menjadi penopang positif bagi rupiah dan SBN hingga akhir tahun. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, juga menekankan bahwa stabilitas rupiah menjadi fokus utama BI, dan ia optimis bahwa mata uang Garuda akan terus menguat sejalan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta aliran dana asing ke Indonesia.
BI memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi rendah, imbal hasil aset keuangan menarik, dan dampak positif implementasi PP 36 2023 tentang DHE sumber daya alam.
Dengan tidak adanya kenaikan suku bunga, bunga pinjaman diharapkan tidak naik sehingga permintaan pinjaman juga akan meningkat. Kondisi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan permintaan dan investasi domestik.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor