BeritaInvestor.id – Rupiah diprediksi melemah terhadap dolar AS setelah libur panjang Lebaran Idul Fitri, dibayangi berbagai tekanan eksternal yang signifikan. Pelemahan ini dapat berdampak pada stabilitas ekonomi dan perlu dicermati perkembangannya dengan seksama.
Faktor Eksternal yang Memicu Pelemahan:
- Inflasi AS yang Lebih Panas dari Ekspektasi: Data terbaru menunjukkan inflasi AS melonjak di atas ekspektasi, memicu kekhawatiran pasar terhadap potensi pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh The Fed. Hal ini dapat memperkuat dolar AS dan menekan mata uang negara lain, termasuk rupiah.
- Prospek Penundaan Penurunan Suku Bunga The Fed: Meskipun The Fed telah menaikkan suku bunga beberapa kali untuk memerangi inflasi, terdapat spekulasi bahwa mereka mungkin menunda penurunan suku bunga di masa depan jika inflasi AS terus melonjak. Penundaan ini dapat membuat dolar AS lebih menarik bagi investor, sehingga menekan rupiah.
- Eskalasi Ketegangan Israel-Iran: Meningkatnya ketegangan politik dan potensi konflik antara Israel dan Iran dapat memicu ketidakpastian global dan mendorong pergerakan modal ke aset safe haven seperti dolar AS. Hal ini dapat menyebabkan pelemahan mata uang emerging market, termasuk rupiah.
Analisis Teknikal Rupiah:
Secara teknikal, pergerakan rupiah dalam basis waktu per jam menunjukkan tren sideways, dengan potensi pelemahan karena masih berada di atas Moving Average/MA 200.
- Resistance: Rp15.870/US$ (garis horizontal berdasarkan high candle intraday 5 April 2024)
- Support: Rp15.830/US$ (bertepatan dengan garis MA200)
Jika menembus resistance Rp15.870/US$, rupiah berpotensi melemah menembus level psikologis Rp16.000/US$. Sebaliknya, jika terjadi pembalikkan arah, support terdekat berada di Rp15.830/US$.
Dampak Pelemahan Rupiah:
Pelemahan rupiah dapat membawa beberapa konsekuensi, seperti:
- Meningkatnya Impor: Impor barang dan jasa menjadi lebih mahal, berpotensi mendorong inflasi domestik.
- Penurunan Daya Saing Ekspor: Produk ekspor Indonesia menjadi lebih murah di pasar global, sehingga berpotensi meningkatkan daya saing ekspor.
- Tekanan Terhadap Cadangan Devisa: Bank Indonesia perlu mengeluarkan cadangan devisa untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Prediksi Pergerakan Rupiah:
Memprediksi pergerakan nilai tukar mata uang secara akurat merupakan hal yang sulit dan penuh dengan risiko.
Namun, berdasarkan analisis faktor eksternal dan teknikal, rupiah diprediksikan akan mengalami pelemahan dalam jangka pendek, setidaknya hingga beberapa minggu ke depan.
Pelemahan ini dapat bervariasi tergantung pada perkembangan situasi global dan domestik.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor